Sabtu, April 1, 2023
Eksplorasi.id
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
Eksplorasi.id
No Result
View All Result
Home OPINI

Bom Waktu Dunia Migas Kita

by Eksplorasi.id
10 November 2019
in OPINI
0
Menindaklanjuti Keputusan Presiden tentang Blok Masela

Salis Aprilian. | Foto: Bisnis.com.

0
SHARES
62
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

 

Salis Aprilian. | Foto: Bisnis.com.

Eksplorasi.id – Industri migas Indonesia yang sudah berumur lebih dari seratus tahun tidak ada yang menyangkal kontribusinya yang begitu besar untuk pembangunan negara ini.

Namun demikian, tidak sedikit pula menyisakan masalah lingkungan dan isu hukum (legal dispute) yang memerlukan perhatian.

DPR dan kabinet baru Indonesia Maju tidak dapat melepaskan diri dan berkilah bahwa masalah ini adalah warisan masa lalu.

Toh ada sebagian isu yang terjadi pada masa pemerintahan periode yang lalu yang belum dituntaskan, bahkan terjadi karena keputusan (:kebijakan) yang diambil pada saat itu.

Boleh jadi ini akan menjadi ‘bom waktu’ yang dapat meledak kapan saja, karena kita belum melihat ada yang mencoba ‘menjinakannya’.

‘Bom waktu’ dunia migas kita itu antara lain: reklamasi (decommissioning) lapangan dan sumur-sumur tua; proses alih-kelola wilayah kerja; eksekusi proyek-proyek hulu; pembangunan kilang; dan konektifitas infrastruktur.

Seperti kita tahu, secara aturan keteknikan yang baku, dan juga tercantum dalam undang-undang, suatu operasi migas akan ditutup dengan langkah reklamasi atau decommissioning. Ini juga dikenal sebagai ASR (Abandonment and Site Restoration).

Pemerintah telah menerbitkan Permen ESDM No 15 Tahun 2018 tentang Kegiatan Pasca Operasi pada Kegiatan Usaha Hulu Migas, sebagai pedoman pelaksanaan UU Migas 22/2001.

Bahwa ASR diwajibkan kepada semua operator migas manakala operasimya berakhir. Biayanya pun tidak sedikit, antara USD 50 ribu hingga USD 150 ribu per sumur.

Dengan jumlah puluhan ribu sumur-sumur tua di Indonesia, dan ratusan anjungan lepas pantai (platform) yang tersebar di perairan kita, tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Adakah dana yang sudah terkumpul dari KKKS cukup untuk menutupi biaya yang diperlukan untuk ASR ini?

Tentunya, jika ada kekurangan anggaran ASR, pada akhirnya, Pertamina akan menanggung beban karena hampir semua wilayah kerja (WK) KKKS yang berakhir masa kontraknya dialih-kelolakan kepada Pertamina. Inilah ‘bom waktu’ yang sewaktu-waktu dapat meledak.

Kedua, penyerahan (alih-kelola) aset hulu dari blok-blok wilayah kerja yang sudah berakhir masa kontraknya dapat juga menjadi ‘bom waktu’.

Minimnya data dan informasi atas transisi alih-kelola ini menyisakan pertanyaan tentang status aset; data fisik dan non-fisik; data pekerja; cadangan migas; dan dokumen penting lainnya.

Selain harus membayar signature bonus, dan menandatangani komitmen pasti, Pertamina mau tidak mau harus menyerap seluruh pekerja dari operator lama di blok yang diserahkan.

Termasuk fasilitas pendukung (perumahan, gedung, gudang, fasilitas umum, lapangan golf, dll) yang mungkin tidak semua diperlukan dalam kondisi lapangan pada saat diserahkan.

Dan, tidak semua aset yang diserahkan dalam kondisi baik. Lantas, siapa yang akan menanggung biaya pemeliharaannya?

Ketiga, eksekusi proyek-proyek hulu yang berskala besar, yang diharapkan dapat mendongkrak produksi migas nasional, ternyata mengalami pelambatan.

Ini perlu ditanyakan keseriusan investornya. Proyek-proyek itu antara lain proyek IDD Chevron di laut dalam Selat Makassar dan proyek LNG Lapangan Masela di Blok Abadi.

Dengan kebutuhan energi semakin hari semakin meningkat, dan suplai energi dari sektor hulu migas semakin menurun, tentunya, dibutuhkan keberhasilan proyek hulu yang tepat waktu. Jika tidak, ‘bom waktu’ ini akan meledak.

Keempat, tentang pembangunan kilang minyak (grassroot refinery) yang berskala besar. Bahwa pembangunan kilang ini memerlukan investasi dan biaya operasi yang sangat besar, sementara fluktuasi harga minyak mentah dan BBM saat ini penuh ketidakpastian, sehingga keuntungan bisnisnya boleh jadi sangat marginal.

Dengan demikian, ini memerlukan re-evaluasi dan pengambilan keputusan yang tepat dan bijak, karena ini juga dikhawatirkan dapat menjadi ‘bom waktu’ bagi Pertamina maupun dunia energi pada umumnya.

Kelima, tentang konektifitas infrastruktur migas. Bahwa dalam jangka menengah suplai gas akan menjadi sangat dominan, yakni dengan adanya negara-negara baru penghasil LNG yang akan membanjiri LNG di pasar internasional.

Sehingga, diprediksi harga LNG akan sangat kompetitif (jauh lebih murah) dibanding dengan harga bahan bakar minyak. Oleh karenanya, pembangunan infrastruktur gas dan LNG, seperti: unit regasifikasi, bunkering, isotank, dispenser atau pun mini LNG ecosystem sudah harus dipikirkan konektifitasnya.

LNG harus bisa ditransportasikan ke pulau-pulau kecil dan dimonetisasi ke berbagai kebutuhan gas, seperti: pembangkit listrik, pabrik pupuk, industri petrokimia, smelter, transportasi, kawasan komersial, rumah-tangga, dan lain-lain.

Jika infrastruktur gas ini belum terkoneksi dengan baik, maka kita tidak dapat memanfaatkan energi bersih ini dengan harga yang kompetitif.

Artinya, kita masih akan terus mengandalkan bahan bakar minyak yang semakin langka dan mahal. Jadilah ‘bom waktu’ yang sewaktu-waktu dapat meledak.

Lantas, bagaimana cara menjinakkan ‘bom waktu’ ini?

(Bersambung)

 

Oleh:
Salis Aprilian*
*Pensiunan Pertamina.

Tags: Bom Waktuheadlinemigas
Eksplorasi.id

Eksplorasi.id

Next Post
DPR: Tidak Heran Serikat Pekerja Kilang Cilacap Demo Tolak Saudi Aramco

Ketika BUMN 'Tersandera' Kewajiban PSO

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Bensin Eceran di Papua Barat 30.000 per Liter

Bensin Eceran di Papua Barat 30.000 per Liter

7 tahun ago
Apakah Impor Gas Solusi Dalam Mengatasi Kekurangan Gas Mulai Tahun 2019?

Apakah Impor Gas Solusi Dalam Mengatasi Kekurangan Gas Mulai Tahun 2019?

6 tahun ago

Sering Dibaca

  • Berikut Profil Direktur Pengolahan Pertamina yang Baru

    Berikut Profil Direktur Pengolahan Pertamina yang Baru

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berikut Ini Empat Masalah Besar yang Dihadapi Pertamina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dua Hari Blok Cepu Gagal ‘Lifting’, FSO Gagak Rimang Alami ‘Tank Top’?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harga Tembaga Turun 1,31%

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Archandra Baru Sebatas Paten, Karya Gde Sudah Dipakai di West Seno

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

  • Periode Ramadhan dan Idul Fitri 2023, Bank Mandiri Siapkan Rp49,6 Triliun 31 Maret 2023
  • Pendapatan Kafalah Bersih JamSyar Naik 10,74 Persen 31 Maret 2023
  • Anniversary Ke-5, RupiahCepat Terus Dukung Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 31 Maret 2023
  • Terbitkan Global Bond, Bank Mandiri Raup Dana Rp4,5 Triliun 30 Maret 2023
  • Qoala Raih Pendanaan Seri B+ Sebesar USD7,5 Juta 30 Maret 2023
  • Merdeka Battery Minerals IPO, Bakal Lepas 11 Miliar Saham Baru atau 10,24 Persen Total Saham 30 Maret 2023
  • Harga Komoditas Pertambangan Alami Kenaikan Periode April 2023 30 Maret 2023
  • BUKA Catat Laba Bersih Rp1.978 Miliar di 2022 29 Maret 2023
  • THR ASN dan Pensiunan, Menkeu: Kira-kira Cair 4 April 2023 29 Maret 2023
  • Dua Segmen Ini Dongkrak Pendapatan WIKA Tahun 2022 27 Maret 2023
Eksplorasi.id

Eksplorasi.id adalah portal berita yang menginformasikan berita-berita terkini dan fokus pada pemberitaan sektor energi seperti minyak dan gas bumi (migas), mineral dan batubara (minerba), kelistrikan, energi terbarukan, jasa penunjang, lingkungan, CSR, dan lainnya.

Eksplorasi.id diterbitkan oleh PT Nayottama Oetomo Sinergi yang merupakan bagian dari kelompok usaha Nayottama Press Holdings (NPH), yang didirikan oleh Heriyono sejak 1 Maret 2014.

Mengusung semboyan “Energi untuk Negeri”, Eksplorasi.id dikenal sebagai sumber informasi terpercaya, akurat, serta bacaan pengambil keputusan sektor energi.

Category

  • BATUBARA
  • BERITA
  • Business
  • CSR
  • DUNIA
  • EBT
  • ENGLISH NEWS
  • GAS
  • INDEPTH
  • INFOGRAFIS
  • JASA
  • LINGKUNGAN
  • LISTRIK
  • LOWONGAN KERJA
  • MIGAS
  • MINERAL
  • MINERBA
  • MINYAK
  • OPINI
  • PLTA
  • PLTN
  • PLTP
  • PLTS
  • PLTU
  • RAGAM
  • Uncategorized
  • Video

Tag

Amien Sunaryadi Archandra Tahar batubara BBM Blok Masela BUMN Chevron Dirut EBT ekspor Elpiji emas energi ESDM Freeport gas headline holding Ignasius Jonan impor industri investasi jokowi Kementerian ESDM kilang KPK listrik LNG Luhut Binsar Menteri ESDM migas minyak Oil panas bumi Pertamina PGN PLN PLTU SKK Migas smelter SPBU subsidi Sudirman Said tambang utang
  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

© 2020 Eksplorasi.id - Energi untuk negeri , part of Nayottama Press Holding.

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - Energi untuk negeri , part of Nayottama Press Holding.