Eksplorasi.id – Konsorsium Pertamina yang terdiri atas Marubeni dan Sojitz diyakini bisa menuntaskan pembangunan megaproyek PLTGU Jawa 1 berkapasitas 2 x 800 megawatt (MW).
Rahmad Sukendar, ketua umum BPI KPNPA RI (Badan Peneliti Indepen Kekayaan Penyelenggara Negara dan Pengawas Anggaran RI), mengatakan, kapasitas konsorsium Pertamina dalam upaya membangun megaproyek PLTGU Jawa 1 sudah tidak perlu diragukan lagi.
“Konsorsium Pertamina sudah memenuhi semua persyaratan dalam tender PLTGU Jawa 1 yang ditetapkan oleh PLN sebagai penyelenggara tender,” kata dia di Jakarta, Selasa (17/1).
Dia menambahkan, secara fakta memang hanya konsorsium Pertamina yang bisa menyelamatkan megaproyek ini agar bisa terus berjalan, termasuk mengatasi semua faktor kendala yang ada
“Karena pentingnya proyek ini bagi pemerintahan Jokowi, maka hanya konsorsium Pertamina yang bisa menyelesaikan berbagai kendala yang ada di megaproyek PLTGU Jawa l ini,” jelas dia.
Sekedar informasi, selain konsorsium Pertamina, tender megaproyek PLTGU Jawa 1 juga diikuti konsorsiun Mitsubishi Corp-JERA-PT Rukun Raharja Tbk-PT Pembangkitan Jawa Bali.
Kemudian, konsorsium PT Adaro Energi Tbk-Sembcorp Utilities PTY Ltd, dan konsorsium PT Medco Power Generation Indonesia-PT Medco Power Indonesia-Kepco-dan Nebras Power.
Sukendar pun berkomentar, pihaknya mendesak PLN sebagai penyelenggara tender bisa secepatnya meneken perjanjian jual beli (power purchase agreement/ PPA) bersama konsorsium Pertamina agar megaproyek itu bisa segera dibangun.
Dia menegaskan, jika PLN enggan meneken PPA maka perlu dipertanyakan apakah mekanisme penyelenggaraan tender serta klausul-klausul dalam dokumen tender/request for proposal atau secara umum disebut terms and conditions telah menganut prinsip-prinsip praktek bisnis yang sehat dan berlaku serta diakui di industrinya.
Reporter : Samsul