Eksplorasi.id – Sebanyak 122 anak muda terpilih akan dikirim ke 123 desa yang tersebar di 16 provinsi Indonesia bagian Barat sampai perbatasan Indonesia bagian Timur untuk membangun infrastruktur pembangkit listrik energi baru terbarukan.
Pemuda-pemuda terpilih ini masuk dalam program Patriot Energi yang bertujuan meningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pemberian energi berupa listrik dengan pembangkit listrik energi terbarukan.
Patriot Energi ini merupakan program lanjutan, dimana angkatan pertama sebanyak 80 anak muda telah memulai tugasnya di bulan Oktober tahun 2015 silam dan telah kembali ke Jakarta pada akhir Maret 2016 lalu.
“Pemuda Indonesia sejak 1908 dengan idealisme nya bisa membuat gerakan membangun bangsa dengan lebih baik. Saat kesulitan datang di Indonesia, yang menyelesaikan adalah idealisme. Peserta Patriot Energi akan ditempatkan di lokasi yang sulit, sehingga idealisme akan membantu menghadapi kesulitan untuk mendapat hasil yang manis,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said dalam Sambutan pembuka acara Pendidikan dan Pelatihan Patriot Energu di Gedung Kementerian ESDM.
Dalam kesempatan tersebut turut mendampingi Sekjen Kementerian ESDM M. Teguh Pamudji serta Staf Ahli Kementerian ESDM Tri Mumpuni dan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Rida Mulyana.
Patriot energi angkatan ke 2 ini berbeda dengan angkatan sebelumnya. Proses seleksi diperketat dimana hanya ada 500 aplikan dan akhirnya terpilih 85 anak muda. Akan bergabung pula 17 anak dari angkatan sebelumnya yang kembali terpanggil serta tambahan partisipasi dari 20 orang CPNS Kementerian ESDM. Penempatan para Patriot Energi akan dibagi ke dalam tiga tipe. 85 orang patriot dari angkatan ke 2 akan ditempatkan di desa yang sedang dilakukan instalansi pembangkit listrik baru, 17 orang peserta dari patriot angkatan ke 1 akan ditempatkan kembali di desa yang sama untuk menyelesaikan sosialisasi lanjutan sementara 20 peserta sisanya akan ditempatkan di daerah perbatasan di Papua dan lokasi yang tingkat kesulitannya lebih tinggi.
“Setiap anak akan diberi pembekalan kompetensi selama dua bulan sebelum ditempatkan di pulau-pulau terluar Indonesia. Kompentesi tersebut antara lain kompetensi keteknikan, kompetensi kejuangan, kompetensi paham pembangunan berbasis masyarakat dan kompetensi keikhlasan yang harus dipahami dengan baik oleh tiap peserta,” kata Tri Mumpuni, sebagai Penanggungjawab program Patrot Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, disela sambutannya.
Sementara itu, Dirjen Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Rida Mulyana menyatakan bahwa program Patriot Energi ini merupakan salah satu bentuk percepatan untuk mencapai target tingkat rasio elektrifikasi 97 persen di Indonesia di era pengarusutamaan energi baru terbarukan saat ini.
Kegiatan Patriot Energi dirancang untuk memberikan paradigma baru bahwa pembangunan harus dimulai dari desa-desa dengan pondasi utama adalah keterlibatan masyarakat desa itu sendiri. Tujuan program ini adalah meningkatkan modal sosial masyarakat dengan penerapan energi baru dan terbarukan melaui anak muda yang mau dan siap bersama masyarakat membangun kedaulatan energi bangsa. Target angkatan ke-2 Patriot Energi ini salah satunya harus sudah dapat menggerakan ekonomi di daerah tempat mereka di tempatkan, misalnya membentuk koperasi lokal, tempat penyimpanan hasil bumi dan sebagainya.
“Saya bangga bisa masuk dalam program Patriot Energi. Menurut saya program ini merupakan inisiatif yang sangat baik dari Pemerintah yang harus di dukung oleh masyarakat. Ini jadi pintu masuk mengembangkan energi baru dan terbarukan agar daerah terpencil bisa menikmati listrik. Saya harap teman-teman dalam Patriot Energi bisa kompak agar tujuan program ini tercapai”, ungkap Ardi, salah satu peserta Patriot Energi angkatan 2 terpilih.
“Dalam konteks membangun kedaulatan energi, ini adalah bagian dari mencapai perbaikan pada level yang sulit dan dampak nya akan sangat luar biasa. Karena sering saya sampaikan bahwa listrik tidak hanya memberi lampu tapi juga membangun peradaban. Kesehatan, pendidikan, komunikasi akan juga terbangun yang bisa berujung pada pengentasan kemiskinan dan peningkatan daya saing,” tutup Sudirman.
Eksplorasi | Beritasatu | Aditya