Eksplorasi.id – PLTP Sarulla di Sumatera Utara diklaim oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan sebagai pembangkit panas bumi terbesar di dunia. Alasannya, PLTP Sarulla memiliki potensi panas bumi hingga lebih dari 1.000 megawatt (MW).
Jonan mengatakan, sudah sejak lama pembangunan PLTP tidak dilakukan setelah sebelumnya ada PLTP Kamojang dan PLTP Salak. “Kalau bisa 1.000 MW jadi paling besar untuk satu konsesi WKP,” kata dia di Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Jumat (31/3).
Sekedar informasi, PLTP Sarulla dikembangkan Sarulla Operation Ltd, perusahan konsorsium PT Medco Power Indonesia, Itochu Corporation, Kyushu Electric Power Co, dan Ormat International Inc.
Presiden Direktur PT Medco Energi Internasional Tbk Hilmi Panigoro mengatakan, besarnya potensi di PLTP Sarulla didapat setelah perseroan menjadi konsorsium proyek pengembangan PLTP Sarulla pada 2006.
Sejak saat itu, Medco langsung melakukan studi kelayakan proyek ini. Berdasarkan hasil studi, jelas Hilmi, diperoleh potensi terbukti PLTP Sarulla mencapai 1.000 MW.
“Saat ini kami baru mengembangkan 330 MW yang terbagi menjadi tiga unit. Untuk mengembangkan potensi hingga 1.000 MW kami masih menunggu persetujuan pemerintah. Kami pun masih menunggu harga jual listrik dalam pengembangan PLTP Sarulla,” jelas dia.
Komentar Hilmi, saat ini harga listrik yang dipatok mencapai USD 6,79 sen per kWh. PT PLN (Persero) menjadi pembeli listrik PLTP Sarulla.
“Kalau dengan tarif saat ini USD 6,79 sen per kWh itu margin kami sangat kecil sekali. Untungnya kami dapat pinjaman dari JBIC dengan bunga rendah dan tenornya panjang,” ujar dia.
Ke depan, imbuh dia, jika konsorsoum bisa mengembangkan 1.000 MW maka harga jual listriknya tidak terlalu marginal.
“Kami telah sampaikan ke Pak Menteri (Ignaius Jonan). Kami sepakat untuk terus mengembangkan guna mencapai bauran energi pada 2025 sesuai target 22,53 persen dari EBT. Kami mengharapkan return yang memadai,” katanya.
Reporter : Samsul