• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Rabu, Juni 25, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home BERITA

Kondisi Sumber Daya Tambang dan Migas di RI Kian Memprihatinkan

by Eksplorasi.id
18 Maret 2016
in BERITA
0
Kondisi Sumber Daya Tambang dan Migas di RI Kian Memprihatinkan

Mining Illustration | Photos : Special.

0
SHARES
263
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook

Eksplorasi.id – Konsisi sumber daya alam (SDA) pertambangan, minyak dan gas di Indonesia kian memprihatinkan, karena perusahaan sektor ini mulai mempertimbangkan untuk memindahkan usaha mereka di Indonesia.

Petaka di sektor energi dan tambang ini masih berlanjut, setelah gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang masih terus membayang.

Yang terbaru dialami INPEX Indonesia. Operator Blok Masela itu memutuskan mengurangi jumlah karyawan. Menurut pernyataan SKK Migas pada Rabu 16 Maret 2016, INPEX Indonesia telah memutuskan untuk melakukan downsizing personel menjadi 40 persen dari total personel di Indonesia.

Bahkan SKK Migas mengkhawatirkan hal ini dapat menimbulkan lay off. Hal ini menambah panjang daftar perusahaan global sektor tambang dan migas di Indonesia yang melakukan hal serupa.

Direktur Eksekutif  Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Supriatna Sahala menyatakan, perusahaan sektor tambang dan migas skala global mulai me-review portofolio bisnis mereka di Indonesia.

Bila dimungkinkan, mereka akan fokus ke lokasi-lokasi pertambangan mereka di negara lain yang lebih mendatangkan benefit.

“Sekarang kuncinya adalah efisiensi perusahaan, karena bagi mereka yang penting bisa bayar utang bank dan operasional terus berjalan. Perusahaan-perusahaan juga sekarang pun banyak yang me-review portofolio mereka,” kata Supriatna saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Kamis (17/3/2016).

Review portofolio dilakukan mengingat kondisi industri tambang dan migas yang kian mengkhawatirkan. Review portofolio perusahaan juga dilakukan untuk memastikan perusahaan tetap efisien karena mereka juga berupaya sekuat mungkin mencegah PHK karena pemberian pesangon juga memberatkan perusahaan.

Di negara-negara lain, gelombang PHK menerjang perusahaan-perusahaan global. Heillong Longmay Mining asal Chinatelah memberhentikan 100.000 orang karyawan.

Schlumberger, Chevron, Halliburton dan Chevron di Amerika Serikat masing-masing telah mem-PHK 34.000 orang, 20.000 orang, dan 1.500 orang (lihat infografik).

Di dalam negeri pun demikian. Di sektor migas, pada Februari 2016 lalu PT Chevron Pacific Indonesia sudah resmi mengirimkan surat rencana PHK terhadap 1.200 karyawannya kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas).

Di sektor tambang batubara, dalam enam bulan terakhir sudah lebih dari 125 perusahaan di Kalimantan Timur yang tidak beroperasi dan menyebabkan ribuan orang terkena PHK. Gelombang PHK berpotensi terus terjadi mengingat harga komoditas energi masih memburuk.

Supriatna berharap pemerintah bisa segera merespon kondisi ini. Sebab, bukan tidak mungkin ini menjadi titik awal keterpurukan industri tambang dan migas Indonesia yang bakal merembet ke berbagai sektor bisnis lainnya.

“Kalau tidak justru akan merugikan pemerintah sendiri, seperti kekurangan lapangan kerja dan menurunnya kepercayaan investasi,” ucap Supriatna.

Menurut Supriatna, pemerintah harus memberi insentif dan kemudahan bagi perusahaan sektor tambang dan energi yang tetap berkomitmen berinvestasi di Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan memberikan keringanan pajak.

“Keringanan pajak tidak perlu dengan menghapus pungutan atau pembebasan pajak seperti di Australia, tapi cukup dengan tidak ada kenaikan pajak yang lain seperti PBB atau PNBP,” tutur Supriatna.

Corporate Secretary PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), Joko Pramono mengakui saat ini situasi bisnis sektor energi sangat sulit. Sehingga, perusahaan-perusahaan sektor energi melakukan efisiensi besar-besaran.

Kondisi bisnis global saat ini mempengaruhi harga komoditas sehingga mengalami penurunan signifikan terutama sepanjang 2015. “Kita seperti kembali pada kondisi 2009 – 2010. Pada 2011 kita sudah diprediksi akan ada penurunan secara global, tapi tidak sedalam ini,” kata Joko saat dihubungi.

Dalam kondisi saat ini, pihaknya berharap pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan yang kontradiktif seperti pajak. Sebaliknya, pemerintah memberikan sejumlah insentif dan mendukung lahirnya coal utilization.

Hal senada diungkapkan Director of Corporate Affairs BHP Billiton, Imelda Adhisaputra. Menurut dia, bisnis tambang secara global memang dalam kondisi kurang baik terutama tambang batu bara.

Oleh karena itu, wajar saja sebagai entitas bisnis berskala internasional apabila induk usaha mereka, yakni BHP Billiton yang berbasis di Australia, mempertimbangkan untuk mengkaji dan me-review kembali nilai keekonomian proyek-proyek mereka di seluruh dunia.

“Namun untuk di Indonesia, PT Lahai Coal melalui tambang Haju malah memulai operasi nya  pertengahan tahun lalu dengan target 1 juta ton/tahun.  Kami berharap bisa mempertahankan komitmen kami dalam memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi lokal dan nasional Indonesia,” kata Imelda.

Eksplorasi | Sindonews | Yudo

Tags: batubaraESDMtambang
Eksplorasi.id

Eksplorasi.id

Next Post
Investor Blok Masela Sudah Habiskan US$1,2 Miliar Sejak 1998

Pemerintah Didesak Segera Putuskan Pengembangan Blok Masela

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Wapres Instruksikan Pertamina Terus Lakukan Inovasi

Wapres: Pertamina dan PLN Harus Lebih Teliti soal Kontrak Kerja Sama

9 tahun ago
Pertamina Adakan Karsa di Bali

Posisi Dwi Soetjipto sebagai Dirut Pertamina ‘Tidak Aman’? Ini Calon Penggantinya

9 tahun ago

Sering Dibaca

  • Potensi Uranium Indonesia 77 Ribu Ton, Bisa Penuhi Kebutuhan Listrik 40 Tahun

    Potensi Uranium Indonesia 77 Ribu Ton, Bisa Penuhi Kebutuhan Listrik 40 Tahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyigi Kedekatan Massa Manik dan Grup Danatama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PLN Gunakan Alat Deteksi Untuk Melacak Pencurian Listrik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dua Perusahaan Tambang Emas ini Masuki Tahap Persiapan Konstruksi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kejagung Tahan Mantan Direktur Keuangan Pertamina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

  • Jual Sukuk Ritel SR022, Pemerintah Serap Dana Rp27,84 Triliun 24 Juni 2025
  • Danantara Indonesia Kucurkan Pinjaman Kepada PT Garuda Indonesia Senilai Rp6,65 Triliun 24 Juni 2025
  • Tembus 105 Juta Kiloliter, Pertamina Patra Niaga Catat Peningkatan Volume Penjualan 5,6 Persen di 2024 24 Juni 2025
  • Menteri Bahlil : Hilirisasi 'Kunci' Menghadapi Dinamika Geopolitik 24 Juni 2025
  • Pastikan Kesiapan Destinasi, Menteri Pariwisata Sosialisasikan Surat Edaran Libur Sekolah 2025 23 Juni 2025
  • BEI : Tiga Perusahaan Mercusuar Antri IPO di Pasar Modal Indonesia 23 Juni 2025
  • Kemendag : Harga Minyakita Turun Rp300 per Liter 23 Juni 2025
  • Rilis Fitur Baru, PINTU Beri Kemudahan Menabung Puluhan Aset Kripto Sekaligus 23 Juni 2025
  • Liquiça Merayakan Penyelesaian Proyek Penguatan Kohesi Sosial yang Didanai Uni Eropa 23 Juni 2025
  • PLTP Ijen, Wujud Keseriusan PT SMI dalam Mendukung Pengembangan Potensi Panas Bumi 23 Juni 2025
EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In