Eksplorasi.id – Ditjen Migas Kementerian ESDM diminta turun tangan melakukan audit atas terjadinya peristiwa putusnya pipa minyak bawah laut milik PT Pertamina (Persero) dari arah Lawe-lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara menuju Balikapapan.
“Ditjen Migas harus turunkan tim audit teknik untuk mengaudit sistem pipa itu. Bahkan, kalau perlu direktur Pengolahan Pertamina dipanggil untuk diminta keterangannya,” kata Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman di Jakarta, Rabu (4/4).
Dia menjelaskan, berdasarkan informasi yang dia peroleh, CDU 4 Kilang Balikpapan beroperasi dengan kapasitas 20 persen (close circulation).
“Hal ini menunjukan tidak ada suplai minyak mentah dari Lawe-lawe. Apakah ini menjadi indikasi sumber masalah di Teluk Balikpapan?” ujar dia.
Komentar dia, sehingga diduga pipa bawah laut yang bocor di Teluk Balikpapan berasal dari tangki minyak mentah Lawe-lawe ke kilang Pertamina ini yang masuk ke dalam proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) menggunakan tipe pipa spiral.
“Jika informasi ini mengandung kebenaran, maka sangat potensi terjadi leak (patah) disambungan, karena tipe spiral tidak kuat untuk high pressure (tekanan tinggi),” jelas dia.
Sementara itu, seperti dilansir tribunkaltim.co, teka-teki siapa pemilik minyak yang tumpah di Teluk Balikpapan akhirnya terpecahkan.
Setelah beberapa kali membantah, akhirnya pihak PT Pertamina Refinery Unit 5 Balikpapan, mengakui minyak tersebut miliknya.
Menurut Direktur Kriminal Khusus Polda Kalimantan Timur Kombes Pol Yustan Alpiani, asal muasal tumpahan tersebut berasal dari pipa pengiriman bawah laut milik Pertamina dari arah Lawe-lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara menuju Balikapapan yang putus.
“Pipa milik Pertamina yang dari arah Lawe Lawe (penajam Paser Utara) menuju pabrik kilang di Balikapapan yang ternyata bekas terseret, dan putus, cairan itu minyak tersebut berasal dari sana,” ujar dia di konferensi pers di Polda Kaltim, Rabu (4/4).
Sejauh ini, polisi masih menyelidik lebih lanjut tentang apa penyebab pipa berdiameter 20 inci dengan ketebalan 12 mm di ke dalam 20-25 meter itu bisa terputus.
Sebelumnya, GM Pertamina Refinery Unit 5 Togar MP berkali-kali membantah minyak yang tumpah itu berjenis Marine Fuel Oil dan tidak mereka produksi di kilang RU V.
Saat kejadian, dia mengaku tidak tahu persis awal kejadian. Pihaknya hanya mengambil sampel-sampel tumpahan minyak itu di perairan Pertamina saja, bukan di suplai bawah laut, tempat minyak mentah mengalir.
Di satu sisi, polisi tengah menyelidiki penyebab parahnya pipa dan sumber api yang menyebabkan 5 nyawa melayang dan terbakarnya kapal kargo MV Ever Judger Panama berbendera Tiongkok.
Reporter: Sam