Eksplorasi.id – Produksi Blok Cepu saat ini mencapai 220 ribu barel per hari (bph), dan diperkirakan akan bertahan hingga 2020. Kementerian ESDM mencatat, angka tersebut lebih tinggi daripada yang ada di proposal pengembangan (PoD) yang disetujui di awal, yakni sebesar 165 ribu bph.
Peningkatan produksi Blok Cepu ini juga bukan yang pertama kali. Pada 2017, produksinya meningkat menjadi 185 ribu bph dan tahun ini ditargetkan sebesar 216 ribu bph.
Dirjen Migas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto mengungkapkan, peningkatan produksi ini terjadi berkat pemasangan fasilitas alat pendingin (cooler) yang dilakukan ExxonMobil selaku operator Blok Cepu.
“Blok Cepu itu sekarang menyalip Chevron (Blok Rokan), dia awal Plan of Development (POD) 165 ribu barel per hari lalu kami upayakan ke 185 ribu barel per hari, lalu naik ke 220 ribu barel per hari, itu upayanya dengan memasang fasilitas cooler,” kata dia, dilansir dari situs Kementerian ESDM, Selasa (15/1).
Fasilitas cooler, imbuh Djoko, paling tidak bisa memertahankan produksi blok Cepu sesuai Rencana Program dan Anggaran (WP&B) sampai 2020.
Dengan begitu, apabila nanti pada 2021 terjadi penurunan bisa teratasi dari produksi lapangan Kedung Keris yang akan mulai beroperasi di akhir tahun ini. “Kedung Keris sekarang dalam proses pemasangan pipa, sepanjang 6 km untuk masuk di fasilitas lapangan Banyu Urip,” terang Djoko.
Untuk diketahui, ExxonMobil selaku operator pertama kali menemukan lapangan Banyu Urip dengan cadangan mencapai 450 juta barel. Mulai berproduksi pada 2008 dengan kapasitas 20 ribu barel sehari di 2009, dan terus naik sampai sekarang.
Pada awal Desember 2018, cadangan Blok Cepu meningkat setelah operator melakukan pembaruan data seismik reprocessing guna meningkatkan gambaran di bawah permukaan tanah. Cadangan Lapangan Banyu Urip mengalami penambahan dari 729 juta barel menjadi 823 juta barel.
Tak puas di situ, pada tahun 2011, ExxonMobile kemudian menemukan cadangan baru di lapangan Kedung Keris dan akan beroperasi penuh pada Kuartal III tahun 2019 dengan proyeksi penambahan produksi sebesar 10 ribu bph.
Kini, Blok Cepu didulat sebagai andalan utama lifting minyak nasional menggeser Blok Rokan yang hanya memproduksi rata-rata 190 ribu bph lantaran masuk dalam kategori mature. “Secara alamiah, kalau minyak diambil terus menerus ya abis,” jelas Djoko.
Meski demikian, keduanya tetap merupakan tumpuan produksi dan lifting minyak nasional. Secara umum, lifting minyak pada 2018 mencapai 778 million barrel oil per day (MBOPD).
Reporter: Sam