Eksplorasi.id – Ilmuwan di Inggris mengembangkan jenis baru dari sel bahan bakar yang mampu mengubah urine menjadi listrik. Tim ilmuwan mampu memproduksi sel ini dengan lebih murah, lebih kecil dan lebih kuat dibandingkan sel bahan bakar mikroba yang telah ada. Yang paling mengesankan dari semua itu, bahan bakar ini tidak akan habis diproduksi, tidak seperti bahan bakar fosil.
Sel bahan bakar mikrobia bekerja dengan menggunakan proses bakteri alami untuk mengonversi bahan bakar organik menjadi listrik. Sel ini bukan satu-satunya sistem bioenergi yang ada. Banyak pula yang mengembangkan bioenergi dengan sistem anerob, fermentasi dan gasifikasi. Manfaat sel bahan bakar mikrobia lebih efisien dan tidak menghasilkan limbah, Selasa (22/3).
Namun, kelemahannya adalah pengembangan bioenergi tidak murah. Ilmuwan dari Inggris kini mengembangkan sel bahan bakar baru terbuat dari kain karbon dan kawat titanium. Keduanya lebih murah. Untuk mempercepat reaksi, tim ilmuwan menggunakan glukosa dan ovalbumin, protein yang ditemukan dalam putih telur sebagai katalis. Peneliti menunjukkan bahan-bahan yang digunakan ini mampu menggantikan platinum sebagai katoda yang biasa digunakan untuk sel bahan bakar mikroba tradisional.
Sistem baru ini juga menjawab tantangan produksi yang rendah dari sel bahan bakar yang sudah ada. Dengan menggunakan panjang elektroda dalam sel bahan bakar, dari 4-8 nm, para ilmuwan berhasil meningkatkan output daya 10 kali lebih besar. Penelitian ini dipublikasikan dalam Electrochimia Acta.
Eksplorasi | Republika | Aditya