Eksplorasi.id – PT Tri Wahana Universal (TWU) yang mengelola kilang minyak di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, hingga saat ini belum memperoleh pasokan minyak produksi Blok Cepu, karena pemerintah belum menetapkan harga minyak di mulut sumur.
“Kami belum memperoleh pasokan minyak mentah, karena masih menunggu pemerintah menetapkan harga pembelian minyak di mulut sumur,” kata Presiden Direktur PT TWU Rudy Tavinos, di Bojonegoro, Selasa (29/3).
Ia mengaku sudah mengajukan usulan kepada SKK Migas terkait harga pembelian minyak Blok Cepu di mulut sumur di bawah harga penjualan Internasional Crude Price (ICP), yang sudah ditetapkan pemerintah.
Sesuai kebutuhan, lanjut dia, kilang minyak TWU di Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu, membutuhkan pasokan minyak mentah produksi Blok Cepu di Kecamatan Gayam, sekitar 16.000 barel per hari.
“Kami tetap optimistis bisa memperoleh minyak mentah Blok Cepu, dengan harga di bawah ICP, sebab pembelian minyak mentah dilakukan di mulut sumur,” ucapnya.
Apalagi, lanjut dia, TWU mempunyai kontrak pembelian minyak mentah Blok Cepu dengan pemerintah selama 10 tahun.”Kontrak baru berjalan lima tahun,” ucapnya.
Selain itu, lanjut dia, ada Peraturan Presiden (Perpres) No 146 tahun 2015 tentang Pelaksaaan Pembangunan dan Pengembangan Kilang Minyak di Dalam Negeri.
Di dalam Perpres itu, pemerintah menjamin akan memberikan pasokan minyak kepada kilang minyak di dalam negeri.
“Pemerintah sampai sekarang belum menetapkan harga penjualan minyak mentah di mulut sumur, karena masih memperhitungkan masalah hukum,” ucapnya.
Yang jelas, menurut dia, harga pembelian minyak mentah di mulut sumur harus berbeda dengan harga pembelian di lokasi penampungan di Kapal Gagak Rimang, di tengah laut Tuban, karena terkait biaya angkutan.
Ia menambahkan, TWU tertib dalam membayar berbagai pajak yang besarnya mencapai Rp 220 miliar, pada 2015. “Pembayarannya, diantaranya sebesar Rp 190 miliar ke Jakarta,” ucapnya.
Sesuai data, kilang minyak mini di Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu, berdiri di atas tanah seluas 7,2 hektare sejak 2008 dan mulai beroperasi dengan kapasitas 6.000 barel per hari, Maret 2010.
Pada Juni 2013, dibangun kilang kedua dengan kapasitas 12.000 barel per hari, dan TWU memperoleh pasokan minyak dari Pemerintah dan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) sebesar 16.000 barel per hari, pada April 2015.
Namun, kilang mini TWU stop berproduksi sejak 20 Januari lalu dan tidak memperoleh pasokan minyak Blok Cepu, karena Pemerintah belum menetapkan harga jual minyak mentah di mulut sumur yang baru.
Eksplorasi | Antara | Aditya