Eksplorasi.id – Dwi Soetjipto telah memimpin PT Pertamina (Persero) setahun lebih, cukup banyak prestasi yang ditorehkan. Mulai dari membubarkan PT Pertamina Energi Trading (Petral) sampai mampu menghemat triliunan rupiah dari sebagai bentuk strategi efisiensi di tubuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Migas itu.
“Pertamina sarang mafia, tidak efisien, dan lainnya termasuk soal Petral. Ada yang bilang semua rekomendasi Petral tidak betul. Tapi setelah saya masuk, kita benahi,” tutur Soetjipto, saat menjadi pembicara di acara Inspirato di Jakarta, kamis (7/4).
Dengan pembubaran Petral dan mengoptimalkan Integrated Supply Chain (ISC), Ia menuturkan, efisiensi proses pengadaan minyak mencapai US$ 208 juta atau sekitar lebih dari Rp 2,5 triliun pada 2015. Efeknya, Dwi mengakui, perusahaan tertolong dengan upaya efisiensi tersebut ketika harga minyak dunia anjlok 60 persen sepanjang 2015.
Setelah sukses menghemat US$ 608 juta di tahun pertama, Pria kelahiran Surabaya, 60 tahun silam itu melihat potensi lebih besar efisiensi yang dilakukan dari proses pengadaan minyak melalui sistem ISC yang naik kelas dari 2.0 menjadi 3.0 pada pertengahan tahun depan.Kalau sudah ada SDM yang kualitas bagus, integritas tinggi, tidak lagi ada mafia-mafia migas. Saya yakin 5-10 tahun lagi kita bisa mandiri di sektor energi, tutur dia.
Eksplorasi | Liputan6 | Aditya