Eksplorasi.id – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) mengatakan keputusan investasi final pengembangan proyek fasilitas Liquified Natural Gas (LNG) Tangguh Train III yang akan dioperatori oleh British Petroleum Berau Ltd baru akan terbit pada Juni 2016.
“Juni sudah dapat dilakukan FID, karena dengan adanya ini gas dari proyek Train III sudah 100 persen terserap,” tutur Wakil Kepala SKK Migas, Zikrullah, Senin (18/4).
Kendati demikian, ia tak mau membeberkan harga gas serta nilai transaksi yang dilakukan oleh PLN. Ia hanya mengatakan, gas dari proyek Tangguh Train III ini nanti akan menambah pesanan PLN dari Tangguh sebesar 20 kargo per tahun menjadi 44 kargo per tahun antara tahun 2020 hingga 2033. Tangguh Train III juga diharapkan bisa berproduksi mulai tahun 2020 dengan biaya investasi senilai US$ 12 miliar dengan FID yang direncanakan keluar pada bulan Juni 2016. Jika digabungkan dengan proyek Train I dan Train II, maka produksi Tangguh bisa menyentuh 11,4 juta ton per tahun.
Pada awalnya, PLN berencana akan membeli 40 persen dari gas Tangguh Train III, namun perusahaan ternyata malah membeli seluruh sisa gas yang belum terjual pada Jumat pekan lalu. Rencananya, gas tersebut akan digunakan untuk mengamankan pasokan di di Arun (184 MW), Belawan (800 MW), 2 blok PLTGU Muara Karang (1.300 MW), dan tiga blok PLTGU Priok berkapasitas 2.000 MW.
Eksplorasi | CNNindonesia | Aditya