• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Rabu, Oktober 29, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home BERITA

Harga Minyak Pangkas Kerugian Akibat Kegagalan Pembicaraan Doha

by Aloysius Diaz Aditya
19 April 2016
in BERITA
0
Harga Minyak Tak Terguncang Serangan Bom di Brussels

Ilustrasi harga minyak. | Foto: Istimewa.

0
SHARES
54
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook

Eksplorasi.id – Pasar minyak dunia pada perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) memangkas kerugian besar yang dipicu kegagalan produsen-produsen minyak mentah utama untuk penyepakati pembatasan produksi yang bisa memperkuat pasar.

Menurut para analis, pemogokan yang mengakibatkan pengurangan lebih dari 60 persen dari produksi minyak Kuwait telah membantu mendukung pasar minyak.

Harga minyak mentah turun hampir tujuh persen pada pagi hari setelah produsen-produsen utama yang menggelar pembicaraan di ibukota Qatar, Doha, pada Minggu berakhir dengan tangan kosong.

Tetapi pada akhir perdagangan, patokan AS minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei sebagian besar telah pulih, hanya kehilangan 58 sen (1,4 persen) menjadi menetap di 39,78 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Di perdagangan London, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni, patokan internasional, berkurang hanya 19 sen (0,4 persen) menjadi ditutup pada 42,91 dolar AS per barel.

Anggota utama OPEC Arab Saudi pada Minggu bersikeras tidak akan setuju untuk membekukan produksi tanpa partisipasi dari sesama anggota kartel Iran yang memboikot pembicaraan.

Harga telah pulih pada pekan lalu, di tengah harapan bahwa OPEC dan produsen non-OPEC seperti Rusia akan setuju untuk menahan atau membekukan tingkat produksi.

“Sebuah kesepakatan tentang pembatasan produksi, yang masih tampak mungkin sehari sebelumnya, gagal karena Arab Saudi, menuntut semua produsen minyak yang ia katakan termasuk Iran harus dimasukkan,” analis Commerzbank mengatakan dalam sebuah catatan klien.

“Arab Saudi secara sengaja mentorpedo perjanjian dan bersedia menerima kegagalan. Ini telah sangat merusak kredibilitas produsen-produsen minyak pada umumnya dan dari OPEC pada khususnya,” kata Commerzbank.

Matt Smith dari ClipperData mengatakan pasar menemukan beberapa dukungan pada Senin dari pemogokan oleh para pekerja minyak di Kuwait yang memprotes rencana pemotongan upah.

Produksi minyak Kuwait jatuh lebih dari 60 persen menjadi 1,1 juta barel per hari pada Minggu, hari pertama pemogokan. Smith mencatat bahwa minyak mentah Kuwait dikirim terutama ke Korea Selatan, Tiongkok dan India.

Kelebihan pasokan berlanjut Kegagalan pembicaraan Doha menunjukkan berlanjutnya kelebihan pasokan di pasar. Kenaikan produksi dan pertumbuhan global yang lebih lambat, terutama di Tiongkok, konsumen energi terbesar di dunia, membantu menekan harga minyak mentah dari atas 100 dolar AS pada pertengahan 2014 ke posisi terendah 13 tahun sekitar 27 dolar AS pada Februari.

Sampai saat ini para anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang memproduksi sekitar 40 persen dari minyak dunia, menolak untuk memotong produksi mereka.

Sikap yang didukung Saudi telah ditujukan untuk mendorong pasar lebih rendah, guna mengusir pemain-pemain yang kurang kompetitif, termasuk produsen minyak serpih (shale oil) AS, sambil mempertahankan pangsa pasar mereka sendiri.

Tetapi, meskipun telah jatuh sekitar enam persen, produksi AS masih tetap tinggi.

Sebagai akibatnya, eksportir-eksportir utama mulai dari Nigeria hingga Venezuela dan Kanada, serta termasuk Arab Saudi, telah menderita kerugian miliaran dolar dari pendapatan yang hilang karena harga telah jatuh.

“Pertemuan yang banyak ditunggu memamerkan keretakan politik antara Arab Saudi dan Iran, dan (ini) akhirnya menggagalkan sebuah kesepakatan,” kata analis minyak Barclays, Miswin Mahesh dalam sebuah catatan penelitian.

Iran yang baru saja kembali ke pasar minyak dunia setelah pencabutan sanksi terkait program nuklir oleh Amerika Serikat dan negara-negara besar lainnya pada Januari telah mengesampingkan pembatasan produksinya sendiri dan mengatakan ingin meningkatkan produksi ke tingkat pra-sanksi.

“Walaupun ada sejumlah faktor yang mungkin menahan pasokan minyak dalam jangka pendek termasuk pemogokan di Kuwait dan gempa bumi di Ekuador masalah utama OPEC adalah hubungan antara Arab Saudi dan Iran dan masalah ini tidak akan pergi,” Rebecca O’Keeffe, kepala investasi di broker online Interactif Investor, mengatakan kepada AFP.

“Memang, Arab Saudi bisa bergerak untuk meningkatkan pasokan dalam menanggapi produksi Iran yang lebih tinggi dalam upaya untuk mempertahankan pangsa pasar mereka,” katanya. “Kebuntuan ini bisa melihat depresi jangka menengah berkelanjutan dalam harga minyak.”

Eksplorasi | Bisnis | Aditya

Tags: Harga Minyakminyak
Aloysius Diaz Aditya

Aloysius Diaz Aditya

Next Post
Dua BUMN Bangun PLTMH Senilai Rp 460 Miliar

PLN Kembangkan Energi Mikro Hidro Di Sumba

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Pertamina Pagari Pipa Tua Demi Keamanan

PGN Targetkan Tambah 30 Ribu Lebih Pelanggan Baru di Jatim

9 tahun ago
2019, ExxonMobil Siap Produksi 5.000 Bph

2019, ExxonMobil Siap Produksi 5.000 Bph

9 tahun ago

Sering Dibaca

  • Lembaga riset sebut optimalisasi blok besar bisa jadi andalan produksi migas nasional

    Lembaga riset sebut optimalisasi blok besar bisa jadi andalan produksi migas nasional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pertamina tambah jumlah penyaluran elpiji melon wilayah Solo Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ajinomoto – PLN teken kerja sama ‘Renewable Energy Certicate’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Setelah setujui POD lapangan Geng North dan Gehem, Kementerian ESDM bidik blok Andaman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rystad Energy: Global oil glut set to halve in May

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

  • Permata Bank Kantongi Laba Bersih Setelah Pajak Sebesar Rp2,9 Triliun 29 Oktober 2025
  • Laba Bersih Konsolidasi BTPN Syariah Tembus Rp945 Miliar Hingga Kuartal III 2025 29 Oktober 2025
  • Shaloom Razade Jadi Brand Ambassador REEF Indonesia 29 Oktober 2025
  • Perluas Peluang Karir Profesional Indonesia, Jobstreet Dukung UI Vocational Expo 2025 29 Oktober 2025
  • Perluas Portofolio Restoran, F&B ID Buka Gerai Baru 88 SEOUL di Living World Alam Sutera 29 Oktober 2025
  • Indonesia Eximbank dan Bank ICBC Indonesia Tandatangani Perjanjian Kredit Senilai USD250 Juta 29 Oktober 2025
  • Kesempatan Mendapatkan Tiket Gratis ke GIIAS Makassar 2025 29 Oktober 2025
  • Laporan WRI 2025: 7 dari 10 ‘Knowledge Workers’ di Indonesia Tidak Memiliki Hubungan yang Sehat dengan Pekerjaannya 28 Oktober 2025
  • Hari Ekonomi Kreatif Nasional 2025: Ekraf Jadi Mesin Pertumbuhan dan Daya Saing Global 28 Oktober 2025
  • Superbank Kantongi Laba Sebelum Pajak Sebesar Rp80,9 Miliar 28 Oktober 2025
EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In