Eksplorasi.id – Masyarakat Kalimantan Barat kini boleh merasa lega. Pasalnya, lewat Power Exchange Agreement (PEA), antara PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Sarawak Energy Berhard (SEB) Malaysia, kebutuhan daya listrik di Kalbar, dipastikan terpenuhi.
Manajer Area Pengatur Distribusi dan Penyaluran (APDP) PT PLN Wilayah Kalbar, Ricky Cahya Andrian menjelaskan, kesepakatan ini, merupakan bagian dari Program ASEAN Power Grid, antara beberapa negara ASEAN, khususnya Indonesia dan Malaysia. Kesepakatan ini disebutnya juga menjadi yang pertama di Indonesia. Melihat efesiensi yang dihasilkan, bukan tidak mungkin ini akan menjadi role model dalam upaya pengentasan masalah perlistrikan tanah air ke depannya.
Ia menceritakan, sebelum kesepakatan ini ditanda tangani, Kalbar kekurangan daya sekitar 25 Mega Watt (MW). Akibatnya, pihaknya terpaksa menerapkan kebijakan pemadaman bergilir. Paling tidak, dua jam dalam sehari terpaksa dipadamkan di wilayah tertentu. Namun, sejak efektif berjalan per 20 Januari 2016, kondisi ini bisa diatasi. Lewat suplai 70 MW dari Malaysia, Daya yang tersedia justru surplus 20 MW.
Beban puncak PLN saat ini, dalam kondisi normal, berada di kisaran 285 MW. Sementara itu, PLN awalnya hanya mampu menghasilkan 220 MW. Maka jadilah tambahan 70 MW dari Malaysia, ditambah kapasitas daya yang mampu dihasilkan PLN 220 MW, Kalbar surplus Daya. Termasuk satu di antaranya, saat tiba bulan Ramadan, dimana penggunaan daya relatif meningkat. Namun, ia mantap, bahwa lewat interkoneksi ini, tidak akan ada lagi pemadaman bergilir, akibat kekurangan daya.
Eksplorasi | Detik | Aditya