Eksplorasi.id –
Sektor pertambangan menjadi sektor penyaluran kredit bank yang mengalami penurunan kualitas kredit yang cukup signifikan tahun lalu.
Analis Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Seno Agung Kuncoro mengatakan peningkatan rasio kredit bermasalah atau non performing loan sektor ini disebabkan oleh anjloknya harga komoditas global.
“Pertumbuhan nominal NPL sektor pertambangan pada Desember 2015 masih sangat tinggi dengan pertumbuhan signifikan, yakni 46,28%,” katanya dalam Laporan Perekonomian dan Perbankan Februari 2016, Minggu (6/3/2016).
Lebih lanjut, Seno menyatakan selain pertambangan, sektor yang juga perlu mendapat perhatian adalah sektor manufaktur dan perdagangan, mengingat dua sektor tersebut menyumbang porsi kredit sebesar 38% dari total kredit yang disalurkan bank.
“Pada perdagangan, nominal NPL tumbuh 35,76% pada Desember 2015,” katanya.
NPL manufaktur juga masih menunjukkan adanya pertumbuhan sebesar 34,54% year on year. Sektor industri infrastruktur yang berorientasi ekspor secara keseluruah mengalami pertumbuhan, namun terbatas karena ekspor komoditas masih tertekan sejalan melambatnya permintaan China dan negara berkembang lainnya.
“Penyebab lainnya adalah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang menyebabkan cash flow perusahaan manufaktur dan perdagangan terganggu,” kata Seno.
Eksplorasi | Bisnis | Yudo