Eksplorasi.id – PT PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau mengklaim pada malam hari selama bulan Ramadan 2016 merupakan beban puncak dengan pemakaian daya mencapai 600 Mega Watt (MW), sebagian dipasok dari sistem listrik interkoneksi di Sumatera.
“Untuk mengatasi kekurangan daya terutama pada saat beban puncak mulai pukul 18.00 Wib sampai jam 22.00 Wib, kita dapat pasokan tambahan dari sistem interkoneksi total 202 MW,” kata Manajer Sumber Daya Manusia dan Umum PLN Riau dan Kepri Dwi Suryo Abdullah di Pekanbaru, Selasa (07/06).
Menurut dia, daya tambahan tersebut dipasok dari sistem Sumatera Bagian Tengah dan Sumatera Bagian Selatan demi menjaga kebutuhan listrik di Riau supaya tidak terjadi pemadaman selama bulan suci Ramadan sampai perayaan hari raya Idul Fitri 1437 H.
Pasokan listrik dari sejumlah mesin pembangkit di Riau sendiri saat ini hanya miliki total kemampuan 370,6 MW, terdiri PLTG Teluk Lembu di Kota Pekanbaru sebesar 145,2 MW, lalu PLTA Koto Panjang di Kabupaten Kampar 95,7 MW dan Balai Pungut di Duri, Kabupaten Bengkalis 129,7 MW.
“Kita masih memiliki daya cadangan listrik sebesar 47 MW, sehingga mampu mencukupi kebutuhan daya selama Ramadan kita perkirakan sekitar 600 MW. Soalnya beban puncak listrik di Riau pada tanggal 22 April lalu, tercatat sudah berada di angka 559 MW,” jelasnya.
Meski demikian, Dwi berujar, pihaknya sudah memetakan tentang kondisi kelistrikan di provinsi tersebut secara umum dan tercatatbeberapa kabupaten/kota terbagi dalam tiga kategori sistem kelistrikan: Untuk kategori dalam kondisi aman seperti Kabupaten Pelalawan, Kota Siak Sri Indrapura di Kabupaten Siak, Kota Selat Panjang di Kabupaten Kepulauan Meranti, Kuala Enok di Kabupaten Indragiri Hilir, Rengat dan Siberida di Kabupaten Indragiri Hulu.
Lalu dalam kondisi siaga listrik seperti Kota Pasir Pangaraian di Kabupaten Rokan Hulu, Kota Tembilahan dan Sungai Guntung di Kabupaten Indragiri Hilir.
“Sedangkan kondisi kekurangan daya seperti Kota Bagansiapiapi di Kabupaten Rokan Hilir dan Kabupaten Bengkalis baik wilayah daratan maupun pulau,” ucap Dwi Suryo.
Dari pantauan dua malam Ramadan terakhir di wilayah Pekanbaru dan sekitar masih aman dari pemadaman listrik PLN terutama saat beban puncak atau pelaksanaan Sholat Maghrib dan Sholat Isya berjamaah dirangkaikan dengan Sholat Sunnah Tarawih.
“Alhamdullih, sudah dua malam ini kita lalui dan listrik tidak mengulah. Mudah-mudahan bisa berlanjut sampai usai Lebaran,” kata Arifzan, jamaah Masjid Nurul Falah, kawasan Panam, Pekanbaru.
Eksplorasi / Anargya