• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Kamis, Juni 19, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home BERITA

CERI: Beli di Bawah ICP dan Tanpa Tender, Kesalahan TWU Kasat Mata

by Eksplorasi.id
8 Juni 2016
in BERITA
1
CERI: Beli di Bawah ICP dan Tanpa Tender, Kesalahan TWU Kasat Mata

Logo PT Tri Wahana Universal. | Foto: TWU

0
SHARES
148
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook

Eksplorasi.id – Direktur Eksekutif Center of Energy and Resoucers Indonesia (CERI) Yusri Usman mengungkapkan bahwa telah terjadi kesalahan kasat mata yang dilakukan oleh PT Tri Wahana Universal (TWU) ketika membeli minyak dari Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu.

“Pertama, TWU jelas-jelas tidak membeli lewat tender. Kedua, harga beli rata-rata minyak nasional (Indonesia Crude Price/ICP) minus transportation cost (toll fee pipa) dari plant gate ke Tuban, di mana penetapan diskon terkait toll fee ini tidak ada patokan yang jelas,” kata dia kepada Eksplorasi.id, Selasa (7/6).

Yusri menambahkan, kesalahan ketiga adalah dengan diambilnya crude di plant gate, maka pipa yang di rancang untuk mengangkut minyak sebanyak 165 ribu BOPD dari Central Production Facility (CPF) ke Tuban menjadi under capacity alias over design.

“Lalu kesalahan keempat, kontrak awal ke TWU awalnya adalah hanya untuk minyak yang berasal dari Early Production Facility (EPF), karena saat itu belum dibangun pipa dari Banyu Urip ke Tuban. Tapi kemudian kontrak tersebut di extend oleh pimpinan SKK Migas berlanjut untuk minyak dari CPF. Kembali ini dilakukan tanpa tender dan tanpa koreksi harga,” ungkap dia.

Baca juga: http://eksplorasi.id/ingin-beli-minyak-murah-tiru-pola-twu/

Menurut Yusri, kesalahan yang dilakukan poin dua, tiga, dan empat jelas memperlihatkan adanya kerugian negara. Di satu sisi, imbuh dia, dirinya pun meragukan pernyataan Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi yang menyatakan kilang mini TWU telah menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar.

“Perekonomian rakyat mana yang bergerak? Saya meragukan kajian lembaga UGM yang diekspos seolah-olah hasil aktivitas kilang TWU. Kemungkinan telah terjadi manipulasi hasil kajian akibat aktivitas Exxon Mobil di Blok Cepu yang digunakan untuk data efek kilang TWU. Kalau mau rekayasa sedikit cerdaslah,” tegas dia.

Yusri berpendapat, semestinya hasil produksi dari Banyu Urip diprioritaskan untuk kilang milik Pertamina, bukan TWU. Alasannya, Pertamina memiliki komposisi saham yang sama besar dengan Exxon di Blok Cepu.

“Perlu diketahui juga, dalam rencana pengembangan (Plan of Development/ POD) Blok Cepu tidak ada rencana pembangunan kilang mini TWU. Sehingga sudah benar pendapat Elan Biantoro saat masih menjabat sebagai kepala Bagian Humas SKK Migas bahwa SKK Migas tetap berkukuh bahwa TWU harus melakukan pembelian di FSO Gagak Rimang.

“Sebagai ‘penumpang gelap’, semestinya TWU ikut aturan harga ICP Arjuna di FSO Gagak Rimang. Kalau TWU boleh beli minyak dengan ‘harga diskon’, itu menandakan adanya intervensi kekuasaaan yang merugikan negara,” ujar dia.

Yusri pun coba memberikan contoh bahwa saat ini Pertamina masih kesulitan mengimpor minyak mentah untuk kilang miliknya. “Lihat saja salah satu alasan Pertamina memilih Rosneft sebagai mitranya untuk membangun kilang Tuban karena adanya iming-iming tawaran aktivitas upstream 35 ribu BOPD. Ini menjadi aneh, di kampung halaman ada produksi 165 ribu BOPD tetapi malah dikasih ke swasta, sementara 35 ribu BOPD yang belum jelas malah dikejar-kejar. Ini tata kelola migas yang keblinger. Ibarat kambing kurus di seberang pulau dikejar kejar, sapi gemuk di halaman dikasih sama tamu untuk disembelih,” katanya.

Berdasarkan perhitungan CERI, kalau produksi Blok Cepu udah mencapai puncaknya 165 ribu BOPD, bahkan bisa menyentuh level 185 ribu BOPD, maka bisa jadi volume bagian negara plus Perusda ditambah Pertamina bisa mencapai 130 ribu BOPD.

“Nah kalau ini masuk ke kilang Pertamina tentu sangat membantu efisiensinya. Tapi kalau kemudian dijual keluar dan bukan ke Pertamina, maka  tidak salah kata publik ini kerja konsep mafia. Kalau Pertamina sudah kelebihan pasokan bolehlah membantu kilang TWU. Tapi saat ini Pertamina sedang membutuhkan banyak pasokan minyak. Kok fakir miskin bantu orang kaya. Perlu diketahui juga, negara kita saat ini bisa dikategorikan sebagai fakir miskin dalam migas karena impor minyak sampai 800 ribu barel per hari,” jelasnya.

Heri

 

 

Tags: Banyu UripKilang MiniPertaminaTWU
Eksplorasi.id

Eksplorasi.id

Next Post
Tingkat Suplai Berlebihan Buat Harga Minyak Bearish

Diduga Terjadi Manipulasi Harga Minyak Arjuna yang Dibeli TWU

Comments 1

  1. Hani says:
    9 tahun ago

    Pak Yusri aneh, selama kesepakatan kontrak dengan Pertamina terpenuhi yaa gk masalah dong!

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Target Pertamina, Akuisisi Blok Migas Tahun Ini

Target Pertamina, Akuisisi Blok Migas Tahun Ini

9 tahun ago
Indo Tambangraya Bagi Deviden Rp 1,74 Triliun ke Pemegang Saham

Indo Tambangraya Bagi Deviden Rp 1,74 Triliun ke Pemegang Saham

8 tahun ago

Sering Dibaca

  • PLN Gunakan Alat Deteksi Untuk Melacak Pencurian Listrik

    PLN Gunakan Alat Deteksi Untuk Melacak Pencurian Listrik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tim Ahli: Tidak Ada Kekurangan Volume Proyek Jargas Wajo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Biji Kamandrah Diprediksi Jadi Energi Alternatif Masa Depan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bensin Eceran “Pertamini” Bakal Dilegalkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Potensi Uranium Indonesia 77 Ribu Ton, Bisa Penuhi Kebutuhan Listrik 40 Tahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

  • Zurich Syariah Catat Pendapatan Mencapai Lebih dari Rp 1,4 Miliar Selama Periode Haji 2025 18 Juni 2025
  • Meski Terus Ekspansi, ASLC Akan Bagikan Dividen Total Senilai Rp12,7 Miliar 18 Juni 2025
  • Jaminan Unit Tersewa dan Insentif PPN Mendukung Investasi Apartemen pada Tahun 2025 18 Juni 2025
  • Menanti Keputusan The Fed, Bitcoin Siap Cetak All-Time High? 18 Juni 2025
  • Gelar RUPST Perdana, MR.D.I.Y. Indonesia Setujui Alokasi 11,73% dari Laba Bersih 2024 untuk Cadangan Wajib 18 Juni 2025
  • RUPST Tahun Buku 2024 ACES Setujui Pembagian Dividen Sebesar Rp579,87 Miliar 18 Juni 2025
  • Zinit Resmi Beroperasi di Jakarta, Nilai Investasi Capai Rp30 Miliar 17 Juni 2025
  • Andre Rasjid Ditunjuk Menjadi Komisaris Kredivo Indonesia 17 Juni 2025
  • Ekspor Air dan Minuman Tanpa Alkohol RI Cetak Rekor, Tembus USD164,21 Juta 17 Juni 2025
  • Awali Tahun Dengan Kinerja Positif, JTPE Targetkan Pertumbuhan Laba 10% Tahun 2025 16 Juni 2025
EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In