Eksplorasi.id – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta penurunan target asumsi produksi siap jual (lifting) minyak bumi dan gas bumi (migas) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017.
Wakil Kepala SKK Migas Zikrullah mengaku sangat sulit mencapai target lifting minyak bumi maksimum 800.000 barel per hari (BPH).
Padahal sebelumnya dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR-RI akhir bulan lalu, pemerintah dan parlemen sudah menyepakati target lifting minyak bumi di rentang 760.000 – 800.000 BPH.
SKK Migas pesimistis dapat mencapai lifting maksimum 800.000 BPH. Sebab, diperkirakan keenam proyek lapangan migas (field) yang akan berproduksi (on-stream) tahun mendatang, baru bisa benar-benar berproduksi pada kuartal-II dan kuartal III.
“Sehingga capaian maksimum sampai 800.000 BPH itu sulit dicapai. Dengan demikian kami mengusulkan lifting minyak bumi di bawah 800.000 BPH untuk batas atas, dan batas bawah dapat dipertimbangkan 750.000 BPH,” ucap Zikrullah dalam rapat badan anggaran, di Jakarta, Rabu (13/7/2016).
Dalam kesempatan sama Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja merinci enam proyek yang akan on-stream di 2017 tersebut.
Yakni, Madura BD Field (Husky Oil Madura Ltd), Cikarang-Tegalpacing Field (Pertamina EP), Tanjung Phase I Field (Pertamina EP), Laut Dalam Jangkrik Field(Eni Muara Bakau), Jangkrik North East Field (Eni Muara Bakau), serta Subang Field (Pertamina EP).
“Kebijakan pertama adalah memonitoring bagaimana proyek ini berjalan tepat waktu on-stream 2017,” kata Wiratmaja.
Menurut Wiratmaja, tercapainya target lifting minyak bumi sangat tergantung pada cadangan minyak (reservoir) yang ada, temuan baru, dan Work Plan and Budget (WPNB) kontraktor migas.
Dia menambahkan, dengan efisiensi besar-besaran yang dilakukan dalam produksi migas, akan sangat sulit mencapai maksimum lifting minyak bumi sebesar 800.000 BPH.
“Jadi, lebih realistis yang diusulkan SKK Migas tadi,” kata Wiratmaja kepada wartawan usai rapat.
Lifting gas
Tidak hanya untuk target lifting minyak bumi, SKK Migas juga meminta penurunan target lifting gas bumi dalam RAPBN 2017.
Target lifting gas bumi 2017 dalam rapat kerja Komisi VII disepakati 1,15 juta – 1,5 juta barel setara minyak per hari (BSMPH).
Dalam rapat Badan Anggaran sore ini, SKK Migas mengusulkan di kisaran 1,1 juta – 1,2 juta BSMPH.
Pimpinan sidang Badan Anggaran Jazilul Fawaid setelah mendengarkan paparan dari pemerintah dan masukan dari anggota Banggar menyatakan, sidang menyepakati lifting minyak bumi di kisaran 750.000 – 790.000 BPH, sedangkan lifting gas bumi di kisaran 1,1 juta – 1,2 juta BSMPH.
Sidang Banggar juga menyepakati asumsi harga minyak mentah atau Indonesia Crude Price (ICP) di kisaran 40-50 dollar AS per barel, lebih rendah dari kesepakatan rapat kerja Komisi VII yang ada di kisaran 45-55 dollar AS per barel.
Eksplorasi | Aditya