Eksplorasi.id – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih tetap tidak akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium hingga akhir September 2016. Meskipun, PT Pertamina (Persero) sempat mengeluhkan ada kerugian penjualan premium.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja menjelaskan kalkulasi pemerintah terkait harga premium sudah tepat. Ia juga menganggap dengan harga minyak dunia saat ini, penjualan harga premium sebesar Rp6.450 per liter masih cocok.
“Saya belum tahu (Pertamina bilang premium rugi). Harusnya dari kalkulasi kita sampai akhir Sepember kalau harga minyak seperti ini ya masih oke,” kata Wirat, di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (13/7/2016).
Untuk masalah rugi atau tidaknya, kemudian berapa besaran kerugian tersebut, Wirat menuturkan akan menyerahkan seluruhnya kepada audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang saat ini sedang menjalankan masa auditnya.
“Nanti kita lihat audit dari BPK-kan,” ucap Wirat.
Sebelumnya dalam acara halal bihalal Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Ahmad Bambang mengungkapkan memang saat ini harga Premium diminta tetap. Namun, melihat posisi Mean of Platts Singapore (MOPS) yang cenderung naik, saat ini penjualan BBM premium merugi sedikit.
“Kalau premium kan tidak berubah dimina tidak naik kan. Kalau dilihat MOPsnya naik. Jadi posisi sekarang premium rugi sedikit,” jelas Ahmad.
Sementara itu, saat dihubungi, Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro menambahkan, terkait hal tersebut dirinya tidak bisa menjelaskan banyak. “Kondisi premium tetap kita komunikasikan dengan baik pada ESDM,” pungkas dia.
Eksplorasi | Aditya