• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Minggu, Juni 22, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home BERITA

Gaet Lebih Banyak Investor, Ini Tawaran Menarik Kementerian ESDM untuk Lelang WK Natuna

by Diaz Aditya
22 Juli 2016
in BERITA
0
Miris, Nasib Blok Migas Terbesar di Indonesia Ini Terlantar Gara-gara Teknologi Kurang Canggih
0
SHARES
70
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook

Eksplorasi.id – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memberikan ketentuan fiskal (fiscal terms) yang menarik saat melelang enam Wilayah Kerja (WK) yang terletak di Kepulauan Natuna, pada tahun ini dan tahun depan.Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memberikan ketentuan fiskal (fiscal terms) yang menarik saat melelang enam Wilayah Kerja (WK) yang terletak di Kepulauan Natuna, pada tahun ini dan tahun depan.

Dengan perubahan fiscal terms ini, diharapkan semakin banyak investor yang mau mengelola blok-blok migas di kepulauan yang terletak di Laut Cina Selatan itu.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmaja menjelaskan, perubahan fiscal terms ini bisa terdiri dari sistem bagi hasil produksi (Production Sharing Contract/PSC) yang lebih fleksibel dan juga beberapa insentif perpajakan terkait investasi migas.

Bahkan, pemerintah mempertimbangkan untuk memberikan jangka waktu eksplorasi yang lebih lama bagi WK di Natuna dibanding WK di wilayah lainnya.

“Beberapa WK yang sudah ada temuan itu perlu ada fiscal terms khusus supaya lebih ekonomis untuk dikembangkan, dan tentu diperlukan juga waktu tambahan untuk pelaksanaan eksplorasi,” jelas Wiratmaja di Kementerian ESDM, Jumat (21/7).

Lebih lanjut, ia merinci enam WK di Kepulauan Natuna yang akan dilelang selama setahun ke depan yang terdiri dari WK Bukit Barat, Dorang, Emas Putih, Durian, dan South Tuna. Sementara itu, blok East Natuna sedang dikerjakan kajian teknis dan pemasarannya, yang kini sedang dilakukan oleh konsorsium PT Pertamina (Persero), ExxonMobil, dan PTT Thailand.

“Khusus untuk East Natuna, kami minta konsorsium untuk mempercepat kajian agar PSC bisa dilaksanakan di akhir 2017. Tentu saja blok East Natuna juga akan mendapatkan perubahan fiscal terms,” jelasnya.

Perubahan fiscal terms di Natuna, tambah Wiratmaja, sangat penting agar percepatan pembangunan sektor migas bisa dilakukan, mengingat wilayah tersebut merupakan salah satu titik terluar Indonesia.

Di samping itu, ia juga berkaca pada pengembangan WK Tuna yang dikelola oleh Premier Oil Tuna BV, yang terletak di ujung utara perairan Natuna.

Wiratmaja mengatakan, Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) blok Tuna sampai saat ini masih ragu-ragu melakukan pengeboran di tahun 2017 karena belum ada infrastruktur yang memadai, cadangan yang sedikit, dan perjanjian bagi hasil produksi yang kurang menarik.

Sebagai informasi, blok Tuna memiliki cadangan minyak 2.127 juta barel (MMBO) dan gas sebesar 12,36 BCF.

“Kami tidak ingin lagi ada kejadian seperti blok Tuna, makanya kami akan ubah fiscal terms agar lebih menarik lagi. Selain itu, kami akan upayakan ada fasilitas bersama yang bisa dipakai oleh masing-masing operator blok migas di Kepulauan Natuna.”

“Semua peraturannya sedang kami susun, namun masih belum tahu apakah dalam bentuk Peraturan Presiden atau Peraturan Menteri,” tambah Wiratmaja.

Sebagai informasi, saat ini terdapat 16 WK di Natuna, yang terdiri dari 10 WK eksplorasi dan 6 WK eksploitasi. Dari 10 WK eksplorasi, tercatat ada tiga WK yang sedang dalam masa terminasi.

Total cadangan gas terbukti di Kepulauan Natuna tercatat sebesar 4 TSCF, sementara cadangan minyak dan kondensatnya tercatat di angka 201,4 MMSTB. Di sisi lain, produksi gas di WK aktif Kepulauan Natuna tercatat sebesar 490,3 MMSCFD dan minyak serta kondesatnya sebesar 25,11 ribu barel per hari.

Eksplorasi | Aditya

Tags: blokESDMlelangnatuna
Diaz Aditya

Diaz Aditya

Next Post
Operasi GI Kambang Dipercepat, PLN Hemat Rp 94,2 Miliar

Serapan Gas Kurang, PLN Salahkan Penurunan Produksi Migas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Bangun Kilang Minyak Rp 6,55 Triliun di Tanjung Api-api, Swasta Nasional Butuh Dukungan Pemerintah

Bangun Kilang Minyak Rp 6,55 Triliun di Tanjung Api-api, Swasta Nasional Butuh Dukungan Pemerintah

9 tahun ago
Revisi UU Migas Jangan Berpihak pada Asing

Revisi UU Migas Jangan Berpihak pada Asing

9 tahun ago

Sering Dibaca

  • Potensi Uranium Indonesia 77 Ribu Ton, Bisa Penuhi Kebutuhan Listrik 40 Tahun

    Potensi Uranium Indonesia 77 Ribu Ton, Bisa Penuhi Kebutuhan Listrik 40 Tahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berikut Profil Singkat Perusahaan yang Kena Sanksi Daftar Hitam oleh Pertamina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyigi Kedekatan Massa Manik dan Grup Danatama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Data Lokasi Pengeboran Minyak Ilegal di Banyuasin

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • FSRU Lampung Terima 1 Kargo LNG dari Tangguh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In