Eskplorasi.id – Pergerakan positif pasar saham global akan berdampak pada perdagangan saham awal pekan ini. IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya dengan topangan saham-saham sensitif interest rate seperti perbankan, properti dan konsumsi.
Di sisi lain saham tambang juga berpeluang bergerak di teritori positif menyusul sentimen penguatan harga sejumlah komoditas tambang.
“IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 4.770 hingga resisten di 4.840 cenderung menguat,” ujar David Sutianto dalam Market Research, Senin (14/3).
Pekan sebelumnya, setelah terkoreksi dalam tiga hari perdagangan berturut-turut, IHSG akhir pekan lalu berhasil rebound 20,576 poin atau menguat 0,43% ke level 4813,779. Penguatan IHSG ditopang aksi beli saham perkebunan, perbankan, infrastruktur termasuk jasa konstruksi, dan saham otomotif Astra International Tbk (ASII).
Selama sepekan, IHSG memang masih terkoreksi 0,76%, melanjutkan koreksi pekan sebelumnya 2,5%. Sedangkan rupiah cenderung melanjutkan tren penguatannya pekan lalu di Rp13087 terhadap dolar AS.
Lain dari itu, pekan kemarin saham sektoral yang menguat cukup tajam yaitu saham perkebunan dan pertambangan seiring tren bullish harga komoditas. Indeks saham perkebunan dan pertambangan di BEI sepekan kemarin naik masing-masing 6% dan 3,3%.
“Harga minyak mentah akhir pekan lalu berada di US$ 38,49/barel menguat 7,1% selama sepekan dan merupakan penguatan dalam empat pekan berturut-turut,” lanjutnya.
Penguatan harga minyak ini menjadi salah satu pemicu penguatan indeks saham di Wall Street sepekan kemarin. Indeks DJIA akhir pekan lalu tutup di 17213,31 naik 1,28% dari hari sebelumnya atau menguat 1,2% sepekan terakhir.
Ini merupakan penguatan DJIA dalam empat pekan berturut-turut. Faktor lain yang menopang penguatan Wall Street akhir pekan lalu adalah keputusan ECB memperbesar alokasi program stimulusnya (bond-buying program) hingga 80 miliar euros per bulan dan penurunan bunga acuan ECB hingga 0% dari sebelumnya 0,05%.
Eksplorasi | Kontan | Yudo