Eksplorasi.id – PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) bakal selangkah lagi dalam proses akuisisi kepemilikan saham ConocoPhillips sebesar 40 persen di Blok B South Natuna.
Kabar rencana akuisisi MEDC itu akan menjadi transaksi kedua terbesar perseroan pascaakuisisi PT Newmont Nusa Tenggara.
Meski belum disebutkan nilai akuisisi tersebut, MEDC dikabarkan segera mengumumkan akuisisi kepemilikan blok yang berlokasi di lepas pantai Natuna itu.
Sekedar informasi, kabar hengkangnya ConocoPhillips Indonesia dengan melepas 40 persen hak partisipasi (farm out) Blok B South Natuna mulai terdengar santer sejak akhir tahun lalu.
Kabar yang berhembus, proses penjualan akan ditargetkan selesai pertengahan tahun ini. Adapun sisa saham Blok B South Natuna, yakni sebesar 25 persen milik Chevron dan 35 persen milik Inpex tidak dijual.
Conoco Phillips telah melakukan open data Blok B South Natuna ke calon investor. Saat ini produksi migas dari Blok B South Natuna mencapai 87 ribu barel per hari (bph). Hasil minyak dan gasnya kemudian dijual ke Malaysia dan Singapura.
Jika MEDC resmi menjadi pembeli Blok B South Natuna, perseroan mengalahkan sejumlah perusahaan yang juga sebelumnya telah menyatakan ketertarikan membeli blok tersebut, seperti PT Saka Energy dan PT Pertamina (Persero).
Sementara, sebelumnya MEDC telah meneken Perjanjian Jual Beli dengan Hyoil (Bawean) Pte Ltd (Hyoil) pada 1 September 2016, melepaskan 100 persen hak partisipasi di PSC Bawean melalui penjualan saham di Camar Resources Canada Inc (CRC) dan Camar Bawean Petroleum Ltd (CBPL).
PSC Bawean merupakan aset penghasil minyak lepas pantai yang terletak di Jawa Timur, dengan produksi pada semester pertama 2016 sekitar 670 bopd.
MEDC telah mengoperasikan PSC Bawean sejak 2004 melalui kepemilikan di CRC. Masa kontrak PSC Bawean akan berakhir pada 2031 sesuai perpanjangan kontrak 20 tahun yang telah diberikan oleh pemerintah Indonesia pada 2010.
Di satu sisi, selain akan melepas hak partisipasi di Blok B South Natuna, ConocoPhillips juga akan menutup kilang LPG di Lapangan Belanak di Blok B South Natuna pada akhir tahun ini juga.
Kilang LPG ini mampu memproduksi 10 ribu bph. Alasan penutupan kilang LPG tersebut karena sudah tidak ekonomis. Conoco akan konsentrasi hanya menjual gas tidak akan diolah menjadi LPG.
Selain melepas Blok B South Natuna dan menutup kilang LPG di Belanak, ConocoPhillip juga telah mengembalikan Blok Warim kepada pemerintah. Penyebabnya, sulit mengurus izin penggunaan lahan blok migas yang berlokasi di Papua itu.
Di sisi lain, meskipun akan melepas Blok B South Natuna, menutup kilang LPG dan mengembalikan Blok Warim, pihak ConocoPhillip memastikan tidak akan hengkang dari Indonesia.
Sebab, masih ada kegiatan eksplorasi maupun eksploitasi yang dilakukan Conoco di Indonesia, seperti di Blok Koridor yang berada di Sumatera Selatan, serta aktivitas di Blok Kuara Kurun yang berlokasi di Kalimantan Tengah.
Reporter : Ponco Sulaksono