Eksplorasi.id – Manajer PLN Area Sigli, Haris Andika, Minggu (13/3) mengatakan, selain pasokan listrik interkoneksi dari Sumatera Utara, kebutuhan listrik untuk kabupaten Pidie dan sekitarnya juga dipasok dari PLTU Nagan Raya, sebesar 6,5 Mega Watt (MW). “Saat suplai listrik PLTU Nagan terhenti, pelanggan di Pidie dan Pidie jaya terpaksa mengalami pemadaman bergilir, karena terjadi defisit 6,5 MW,” kata Haris.
Karena defisit listrik ini, pemadaman bergilir pun sudah terjadi sepanjang dua pekan terakhir. Ketergantungan terhadap penyediaan energi listrik untuk warga ini seharusnya dipikirkan oleh Pemkab setempat. Sehingga setiap daerah, memiliki cadangan listrik dari mesin pembangkit masing-masing, untuk mengantisipasi terhentinya pasokan utama listrik yang masih bergantung dari Sumatera Utara, Senin (14/3).
Apalagi, upaya membagi arus yang dilakukan PLN melalui pemadaman bergilir, malah membuat kerugian dari pelanggan akan semakin besar. Karena arus yang tak stabil dan hidup-mati, akan menimbulkan kerusakan alat-alat elektronik milik usaha kecil dan rumah tangga. Bahkan, hal ini bisa memicu timbulkan letupan api saat listrik bertegangan tinggi ini kembali menyala, seusai pemadaman. Untuk itu, warga pun diminta memastikan semua sambungan listrik turut dicabut dari stop kontak, saat listrik sedang padam.
Agar saat listrik kembali menyala, tegangan yang tinggi ini tidak sampai menimbulkan percikan api, atau merusak alat-alat elektronik di rumah warga. Sementara itu, untuk menjamin keamanan jaringan kabel, dalam satu minggu terakhir pihak PLN Area Sigli juga menurunkan petugas untuk membersihkan pepohonan yang menghalangi jalur kabel. Pembersihan ini juga memanfaatkan jadwal pemadaman bergilir, karena tak bisa dilakukan setiap saat.
Eksplorasi | Tribunnews | Aditya