Eksplorasi.id – Pemerintah hingga kini belum mengumumkan menteri ESDM definitif usai Archandara Tahar dicopot oleh Presiden Joko Widodo.
Saat ini, Kementerian ESDM dipimpin oleh Plt yang dipegang oleh Luhut Binsar Pandjaitan. Sejumlah nama digadang-gadang akan menempati kursi menteri ESDM yang definitif.
Sebut saja Ardian Nengkoda seorang profesional yang pernah menjadi satu-satunya orang Asia yang memenangkan penghargaaan Society of Petroleum Engineers (SPE) 2015.
Lalu ada Dwi Soetjipto yang kini duduk sebagai direktur utama PT Pertamina (Persero), serta Amien Sunaryadi yang menjabat sebagai kepala SKK Migas.
Di tengah ketiga nama tersebut, lalu secara tiba-tiba muncul sosok potensial lainnya, yakni Fahmy Radhi. Dia merupakan doktor ekonomi energi dari Newcastle University.
Fahmy kini juga mengajar sebagai dosen di Departemen Ekonomika dan Bisnis UGM, staf ahli Pusat Studi Energi UGM, serta mantan Anggota Tim Anti-Mafia Migas.
Penelurusan Eksplorasi.id, selama ini Fahmy juga dikenal sebagai pengamat energi yang sangat kritis terhadap penguasaan asing lahan migas dan minerba.
Sebut saja misalnya dia dengan meneriakan pengembalian Blok Madura, Blok Mahakam, termasuk tambang emas Freeport kepada negara pada saat kontrak berahir.
Fahmy juga sangat keras menyuarakan ketidaksetujuannya terjadap kebijakan relaksasi ekspor konsentrat tanpa diolah melalui smelter dalam negeri. Jika melihat rekam jejak Fahmy selama ini, sosok dia bisa menjadi kuda hitam menggantikan Archandra Tahar.
Reporter : Diaz