Eksplorasi.id – Freeport-McMoRan Inc, induk usaha PT Freeport Indonesia, pada kuartal ketiga tahun ini sukses menurunkan rugi bersih perseroan hingga di level USD 4,22 miliar atau setara Rp 54,85 triliun (kurs Rp 12.997).
Situs resmi perusahaan menyebutkan, rugi bersih tersebut mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai USD 7,99 miliar (Rp 103,85 triliun).
Menurut perusahaan, kerugian disebabkan masih belum pulihnya harga komoditas dunia. Di satu sisi, pendapatan perusahaan pun mengalami penurunan menjadi USD 10,4 miliar (Rp 135,2 triliun) setelah sebelumnya membukukan pendapatan USD 11 miliar (Rp 142,97 triliun) pada periode yang sama tahun lalu.
CEO Freeport McMoran Richard C Adkerson mengatakan, perusahaan saat ini tengah fokus melakukan restrukturisasi utang. “Tahun ini, kami fokus dalam memulihkan neraca keuangan perusahaan dalam menjaga sejumlah aset tetap tinggi dan berumur panjang,” jelas dia, seperti dikutip dari situs resmi perusahaan, Jakarta, Kamis (27/10).
Adkerson mengakui bahwa harga komoditas tengah mengalami penurunan, oleh sebab itu pihaknya mengandalkan sumber daya manusia dalam penemuan cadangan-cadangan mineral baru di daerah operasinya.
Di satu sisi, Freeport-McMoRan saat ini memiliki total utang mencapai USD 18,9 miliar (Rp 245,65 triliun). Utang tersebut turun dari posisi semula yang sebesar USD 20,6 miliar (Rp 267,75 triliun)
Tahun ini, Freeport-McMoRan diketahui juga telah menjual sejumlah aset milik perusahaan sebesar USD 6,6 miliar (Rp 85,78 triliun). Penjualan aset tersebut digunakan perusahaan untuk membayar sebagian utang dan operasional.
Sementara, sepanjang Januari-September, Freeport-McMoRan sukses memproduksi 3,44 juta pounds tembaga dari seluruh daerah operasionalnya. Produksi tersebut naik dari 2,89 juta pounds dari periode yang sama tahun lalu.
Namun, produksi emas perusahaan mengalami penurunan dari 907 ribu ounces menjadi 658 ribu ounces. Produksi molibdenum juga turun dari 72 ribu pounds menjadi 58 ribu pounds.
Reporter : Diaz