• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Minggu, Agustus 10, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home PLTP

Mitos Bisnis Listrik Panas Bumi Mahal Harus Dihapuskan

by Eksplorasi.id
8 November 2016
in PLTP
0
Pakai Jasa Konsultan Asing Tetapkan Harga Listrik Panas Bumi, ADPPI Kecam Pemerintah

Ilustrasi panas bumi | Foto : Istimewa

0
SHARES
152
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook

Eksplorasi.id – Mitos bahwa bahwa selama ini pengembangan listrik panas bumi mahal harus segera dihapuskan. Hal itu ditegaskan oleh  Ketua Umum Asosiasi Daerah Penghasil Panas Bumi Indonesia (ADPPI) Hasanuddin.

Ilustrasi panas bumi | Foto : Istimewa
Ilustrasi panas bumi | Foto : Istimewa

Dia mengatakan, mitos tersebut harus segera disingkarkan karena jika tidak maka kegiatan eksplorasi panas bumi di Indonesia akan jalan di tempat, bahkan terhenti total.

“Sebaiknya kalangan yang bilang bisnis panas bumi itu mahal harus segera menghentikan omongannya. Mereka hanya tiba-tiba menyebut angka per satu sumur investasinya sekian juta dolar AS tanpa menjelaskan lebih rinci. Ini pembodohan namanya,” kata dia kepada Eksplorasi.id melalui hubungan telepon selular, Selasa (8/11).

Menurut Hasanuddin, sebenarnya bisnis panas bumi hampir sama dengan migas. Persoalannya adalah, banyak kegiatan yang sengaja dilakukan di luar prosedur yang berlaku.

“Misalnya ada yang bilang untuk membangkitkan 1 MW listrik panas bumi dibutuhkan dana sekitar USD 2,5 juta hingga USD 3 juta. Sayangnya sama sekali tidak dijelaskan dari mana angka yang ada di dalam berita itu muncul. Hanya disebutkan angkanya saja,” jelas dia.

Dia menambahkan, untuk mempermudah skema bisnis panas bumi maka bisa dibandingkan dengan harga produksi energi panas bumu dengan minyak.

Hasanuddin memang mengakui bahwa banyak faktor yang mengontrol biaya pemboran, seperti ke dalaman, diameter, disain casing, dan karakteristik khusus dari lokasi.

“Saya pernah baca makalah berjudul A Comparison of Geothermal with Oil and Gas Well Drilling Costs, mungkin dari sana kita bisa melihat data biaya pemboran yang akan bisa menjadi titik awal melihat perbandingan yang ada,” ujarnya.

Di satu sisi, Hasanuddin memberi contoh, Indonesia sudah melakukan pemboran panas bumi jauh sebelum negara lain melakukan, di tengah kondisi keuangan dan teknologi saat itu belum semaju saat ini.

“Kita bisa lihat eksplorasi panas bumi di Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ide awal eksplorasi panas bumi di Kamojang awalnya memang dicetuskan oleh seorang ilmuan dari Belanda bernama JB Van Dijk pada 1918,” jelas dia.

Namun, lanjut dia, kala itu usulan tersebut tidak langsung dilaksanakan, karena banyak kendala dan pertimbangan dari pemerintah Hindia Belanda.

“Ide untuk mengeksplorasi sumber panas bumi di Kamojang kemudian dicetuskan kembali oleh NJM Taverne pada 1925, setelah dia melihat hasil-hasil yang nyata pemanfaatan panas bumi yang dikembangkan di Italia dan di California,” jelasnya.

Kemudian, terang Hasanuddin, pemerintah Hindia Belanda merealisasikannya dengan membentuk perusahaan yang bernama The Netherland East Indies Vulcanologycal Survey. Perusahaan ini berhasil melakukan pengeboran lima sumur dari 1925 sampai 1928.

Sayangnya, setelah pertengahan 1928 pengoboran oleh The Netherland East Indies Vulcanologycal Survey berhenti karena keadaan finansial pemerintah kolonial Belanda tidak memadai untuk melakukan pengembangan pengeboran lebih lanjut.

Berikutnya, Geothermal Survey of Indonesia yang bekerja sama dengan New Zealand Geothermal Project pada 1971-1979 kembali melakukan pemboran sebanyak 14 sumur eksplorasi. Pada 1978 energi panas bumi Kamojang untuk pertama kalinya menghasilkan energi listrik sebesar 0,25 MW dan diresmikan pengoperasiannya oleh Menteri Pertambangan dan Energi Subroto.

Selanjutnya, pada 1979–2003 kembali dilakukan pengeboran sumur pengembangan dan produksi, kemudian pada 1983, PLTP Kamojang Unit 1 dengan kapasitas 30 MW ditetapkan secara resmi oleh Presiden RI Soeharto sebagai lapangan panas bumi pertama di Indonesia, dilanjutkan dengan peresmian PLTP Unit 2 & 3 (2 x 55 MW) pada 1988 dilanjutkan kemudian pada 2003-2007 dengan PLTP Unit 4 (60 MWe).

Reporter : Diaz

 

Tags: ADPPIeksplorasiheadlineMahalMitospanas bumi
Eksplorasi.id

Eksplorasi.id

Next Post
Pertamina Adakan Karsa di Bali

Kinerja Keuangan Pertamina: Pendapatan Jeblok, Laba Bersih Meroket

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Pertamina Siapkan Terminal BBM Gabungan Komponen Lokal dan Internasional di Riau

Pensiunan Pertamina Tolak Sofyan Basir Jadi Calon Dirut Definitif

7 tahun ago
Harga Minyak WTI Naik 0,1% ke US$ 38,32 per Barel

Goldman Sachs Says Oil Market Fundamentals ‘Fragile,’ Oil Prices To Stay Flat Until Mid-2017

9 tahun ago

Sering Dibaca

  • Pelaku Batu Bara Kian Terhimpit Pengenaan PBB Baru

    1 Juta Orang Hidup Dari Tambang Batu Bara, 40% Sudah Dirumahkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Posisi Dwi Soetjipto sebagai Dirut Pertamina ‘Tidak Aman’? Ini Calon Penggantinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pertamina Bisa Kalahkan Petronas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PPh Migas Ditargetkan Rp 36,3 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemerintah Tetapkan Harga Jual Batubara untuk Listrik Nasional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

  • Tujuh Perusahaan Antri IPO, 3 Perusahaan Beraset di Atas Rp250 Miliar 8 Agustus 2025
  • BEI Tetapkan 18 Agustus 2025 Sebagai Hari Libur Perdagangan Bursa di Indonesia 8 Agustus 2025
  • Micro Lot untuk Pemula, AI Trading untuk Pro, Semua Ada di Aplikasi HSB! 8 Agustus 2025
  • Kerja Sama Standard Chartered dan Alibaba Group Dorong Pengembangan dan Implementasi Teknologi AI 7 Agustus 2025
  • Album Baru Jackson Wang 'MAGICMAN 2' Jadi Debut Tertinggi di Billboard 7 Agustus 2025
  • Pupuk Indonesia dan Petronas Chemicals Teken MoU untuk Perkuat Ketahanan Pangan 7 Agustus 2025
  • Semester I 2025, BELL Catatkan Total Penjualan Bersih Sebesar Rp283,1 Miliar 7 Agustus 2025
  • TRIS Catat Laba Bersih Meningkat Sebesar 20 Persen di Semester I 2025 7 Agustus 2025
  • CLEO Raih Laba Sebesar Rp 206,6 Miliar di Kuartal II-2025 7 Agustus 2025
  • Kementerian Ekraf dan PCO Satukan Narasi untuk 8% Pertumbuhan Ekonomi dan 0% Kemiskinan di Indonesia 6 Agustus 2025
EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In