Eksplorasi.id – Indonesia beberapa tahun ke depan diprediksi membutuhkan ribuan insinyur untuk menggarap megaproyek kelistrikan 35 ribu MW dan sejumlah proyek infrastruktur lainnya.
Wakil Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto mengatakan, hingga dua tahun ke depan diprediksi dibutuhkan sekitar 82 ribu insinyur. “Saat ini ketersediaan tenaga ahli sektor infrastruktur hanya 20 ribu insinyur,” kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Eksplorasi.id, Senin (14/11).
Heru menjelaskan, hingga hari ini hanya separuh dari sarjana teknik yang berprofesi sebagai insinyur dan hanya separuh dari jumlah itu yang bekerja di infrastruktur. Dia berharap ke depan sejumlah proyek infrastruktur dan proyek 35 ribu MW tidak kekurangan tenaga ahli dalam pengelolaannya.
“Salah satu solusi yang bisa diambil pemerintah untuk penyediaan tenaga insinyur adalah menyiapkan kurikulum pendidikan yang benar-benar dapat memenuhi kebutuhan pasar, sehingga dapat direkrut sebagai tenaga ahli mengerjakan infrastruktur ketenagalistrikan,” ujar pria yang juga menjabat sebagai presiden direktur PT Cirebon Electric Power, ini.
Dia menambahkan, pemerintah juga mesti secara jelas menyiapkan penyaluran tenaga kerja lulusan sarjana teknik agar para insinyur baru tersebut tidak bingung mencari pekerjaan.
“Saya berharap program megaproyek pembangkit 35 ribu MW dan proyek infrastruktur yang digagas Presiden Jokowi bisa menjadi sarana kapasitas pembangunan bagi bangsa Indonesia untuk dapat bersaing di Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),” jelas dia.
Reporter : Samsul
saya lulusan D4 prodi teknologi pembangkit tenaga listrik salah satu perguruan tinggi Negeri di bandung.
berdasarkan kutipan ini “menyiapkan kurikulum pendidikan yang benar-benar dapat memenuhi kebutuhan pasar, sehingga dapat direkrut sebagai tenaga ahli mengerjakan infrastruktur ketenagalistrikan” kami telah disiapkan untuk bidang tersebut dan telah menyelesaikan krikulum pendidikan ketenagalistrikan. tapi untuk mencari pekerjaan di bidang ketenagalistrikan itu sangat susah. jadi kebanyakan bekerja di bukan bidangnya dengan selogan “yang penting kerja”. jadi bertanya-tanya ‘apa iya kami dibutuhkan?’. kami dibutuhkan tapi tidak tahu cara bergabungnya.
mohon pncerahan.