Eksplorasi.id – Wakil Menteri ESDM Archandra mengungkapkan bahwa negosiasi antara PT Pertamina (Persero) dengan Saudi Arabian Oil Co alias Saudi Aramco dalam proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap masih alot.
Menurut Archandra, alotnya pembahasan terkait pembentukan perusahaan patungan (joint venture/ JV). Penjelasan dia, padahal sesuai perjanjian inti (Head of Agreement/ HoA) yang diteken kedua belah pihak pada 26 November 2015, JV harus terbentuk selambat-lambatnya pada 26 November 2016.
“Ada term and conditions yang sedang dibicarakan antara Pertamina dan Saudi Aramco. Ada beberapa item yang banyak sekali. Beberapa item tersebut belum mengerucut kata sepakat. Tapi saya tidak bisa merinci apa saja yang belum disepakati,” kata Archandra di Jakarta, akhir pekan lalu.
Sekedar informasi, kilang Cilacap akan dimodifikasi hingga menjadi kilang minyak modern terbaik di Asia. Kapasitasnya akan naik dari 340 ribu barel per hari (bph) menjadi 370 ribu bph. Biaya investasinya berkisar USD 4 miliar hingga USD 5 miliar.
Selain itu, bahan bakar minyak (BBM) yang diproduksi bakal menjadi lebih berkualitas, standar produk bisa mencapai Euro 5. Proyek pengembangan kilang Cilacap ini juga akan meningkatkan kapasitas petrokimia yang diproduksi kilang. Proyek RDMP Cilacap ditargetkan rampung pada 2022.
Reporter : Ponco S