• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Selasa, Juli 22, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home MIGAS

Wacana Perubahan Rezim Kontrak Migas Sudah Diprediksi Sejak Lama

by Eksplorasi.id
14 Desember 2016
in MIGAS
0
Tingkat Keekonomian Investasi Hulu Migas, Kajian Wacana ‘Gross Split’ PSC (Tamat)

Ilustrasi kontrak. | Foto : Istimewa.

0
SHARES
71
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook

Eksplorasi.id – Penerapan rezim gross split dalam kontrak migas yang diwacanakan oleh Kementerian ESDM, ternyata sudah diprediksi sejak lama oleh segelintir kalangan.

Ilustrasi kontrak | Foto : Istimewa
Ilustrasi kontrak | Foto : Istimewa

Madjeni Hasan, dalam bukunya yang berjudul Kontrak Minyak dan Gas Bumi Berazas Keadilan dan Kepastian Hukum, diterbitkan pada 2009, pada halaman 304 pernah coba mengupas hal tersebut.

“Pada saat ini berkembang wacana di kalangan industri migas di Tanah Air untuk mengganti pola bagi hasil menjadi yang lebih sederhana, yaitu melalui sistem perizinan dengan pembayaran royalti dan pajak,” tulis Madjeni.

Dia menulis, sistem ini sebenarnya sudah dilaksanakan dalam bidang pertambangan batubara, timah, dan bahan-bahan mulia yang pada masa Indische Mijnwet dan undang-undang yang menggantikannya dikategorikan sebagai bahan galian vital dan strategis yang penambangannya hanya dapat dilakukan oleh pemerintah.

Berdasarkan peraturan perundangan, penambangan bahan galian tersebut dapat dilaksanakan dengan sistem kontrak karya (KK) dan perizinan (license/ permit). Sistem perizinan ini telah banyak digunakan oleh banyak negara, termasuk negara maju dan berkembang.

Secara substantif banyak kemiripan sistem perizinan ini dengan sistem sewa migas (oil and gas leases) melalui perjanjian konsesi yang diterapkan di Amerika Serikat atau di negara-negara yang mengakui negara memiliki kekayaan alam, sementara dalam negara-negara yang mengakui hak menguasai dari negara digunakan sistem perizinan.

Perbedaan yang ada dari kedua sistem tersebut adalah bahwa dalam sistem perizinan jangka waktu lebih pendek, wilayah kerja lebih sempit, kepemilikan tidak lagi pada cadangan tetapi pada produk yang dihasilkan, dan adanya komitmen rencana kerja minimum dan hak pemerintah untuk berpartisipasi dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.

“Meskipun sistem perizinan untuk usaha-usaha pertambangan sumber daya vital/ strategis telah diberlakukan di Indonesia (antara lain batubara), penerapan sistem perizinan ini untuk kegiatan usaha hulu migas di Indonesia masih memerlukan kajian yang mendalam,” terang buku tersebut.

Penerapan sistem perizinan dalam eksplorasi dan eksploitasi migas memerlukan perangkat peraturan perundang-undangan penunjang yang lengkap serta administrasi negara dan sistem peradilan yang independen, tidak memihak dan bersih.

Kajian ini dilakukan dengan mengambil pengalaman dalam pengelolaan pertambangan batubara yang menerapkan dua sistem, yaitu berdasarkan kontrak karya dan sistem perizinan, yang terakhir meliputi masalah-masalah yang muncul setelah diberikannya kewenangan daerah untuk mengeluarkan izin pertambangan.

Masih dikutip dari buku tersebut, seperti dikatakan Thomas Waelde, seorang professor sektor energi tersohor di dunia, pemilihan jenis kontrak adalah masalah tradisi hukum dan hal yang harus didahulukan (predence) dan sebagai upaya untuk mengawinkan logika dari investasi dengan kehadiran politik (political appearance).

Perkawinan antara simbol politik dan logika komersial telah menjadikan kontrak bagi hasil (PSC) dapat diterima di negara-negara berkembang. Dipandang dari perspektif investor, sistem kontrak masih lebih menarik dari pada sistem perizinan langsung tanpa kontrak.

“Keberhasilan kontrak bagi hasil menarik investor dalam masa lalu terletak pada keberhasilan mengakomodasikan kepentingan politik pemerintah dan kepentingan bisnis investor dalam suatu kemitraan,” terang buku tersebut.

Buku tersebut juga menjelaskan, untuk menjamin kepentingan bisnis investor diperlukan kepastian hukum, dan ini akan lebih mudah tercapai melalui sistem kontrak dari pada perizinan.

Reporter : HYN

Tags: gross splitheadlinekontrak migasPSC
Eksplorasi.id

Eksplorasi.id

Next Post
Menteri BUMN: Perusahaan EBT Masih Penjajakan

Menteri Rini: Pertamina-PLN Bisa Miliki Bersama Saham di PGE

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

CERI: Beli di Bawah ICP dan Tanpa Tender, Kesalahan TWU Kasat Mata

Kilang Milik TWU Setop Total Beroperasi

7 tahun ago
Jerman Tolak UE Larang Jualan Mobil Berbahan Bakar Fosil Tahun 2035

Jerman Tolak UE Larang Jualan Mobil Berbahan Bakar Fosil Tahun 2035

3 tahun ago

Sering Dibaca

  • Apartemen Pertamina Cilacap yang Dibangun PT PP Diduga Bermasalah

    Apartemen Pertamina Cilacap yang Dibangun PT PP Diduga Bermasalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Potensi Uranium Indonesia 77 Ribu Ton, Bisa Penuhi Kebutuhan Listrik 40 Tahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Eksploitasi Tambang Seko Dikecam Masyarakat Sipil

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PLN Gunakan Alat Deteksi Untuk Melacak Pencurian Listrik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Edwin Hidayat Abdullah Ditunjuk Sebagai Wakil Komisaris Utama Pertamina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

  • Perkuat Kinerja Wujudkan Visi PU608, Kementerian PU Lantik 520 Pejabat 21 Juli 2025
  • Menteri ESDM : Bea Keluar Jangan Jadi Beban Pengusaha Batu Bara 19 Juli 2025
  • Pertamina Rilis Inovasi Digital Pengelolaan Perizinan Berbasis Teknologi Geospasial ArcGIS 19 Juli 2025
  • Indonesia Tegaskan Komitmen Dorong Ekosistem Kekayaan Intelektual Inklusif dan Berkelanjutan 19 Juli 2025
  • Bank Indonesia : Gen Z Pengguna QRIS Terbesar di Indonesia 19 Juli 2025
  • Kantongi Rp97,1 Triliun, Aset KAI Naik Rp44,9 Triliun di Tahun 2024 19 Juli 2025
  • FWD Insurance dukung Peningkatan Literasi dan Penetrasi Asuransi Lewat Edukasi dan Teknologi 18 Juli 2025
  • Polytron Akselerasi Produksi Mobil Listrik di Fasilitas PT Handal Indonesia Motor Purwakarta 18 Juli 2025
  • Sinergi HPE, Equinix, dan AGIT Dorong Ekosistem Digital dan Akselerasi AI di Indonesia 17 Juli 2025
  • Vanda RE Tandatangani Framework Supply Agreement Besar dengan Produsen Baterai CATL 17 Juli 2025
EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In