Eksplorasi.id – Emiten pertambangan PT Adaro Energy Tbk. membidik produksi tambang batubara cenderung stagnan pada tahun ini termasuk menurunkan alokasi belanja modal lantaran harga komoditas yang masih lemah.
Direktur Utama Adaro Energy, Garibaldi Thohir mengatakan kinerja operasional tetap berjalan baik di tengah-tengah tantangan yang dihadapi di pasar batubara dan ketidakpastian ekonomi dunia. “Kami yakin bahwa penurunan saat ini merupakan bagian dari siklus dan fundamental batubara tetap kokoh,” kata Garibaldi, Selasa (15/3).
Pada tahun ini, emiten berkode saham ADRO tersebut membidik produksi batubara mencapai 52 juta-54 juta ton, hanya naik 1%-4% dari realisasi produksi tahun lalu 51,46 juta ton. Begitu pula dengan belanja modal (capital expenditure/Capex) tahun ini yang dipangkas hingga 23% menjadi US$ 75 juta-US$ 100 juta dari realisasi tahun lalu US$ 98 juta. Padahal, tahun lalu perseroan menganggarkan belanja modal US$ 75 juta-US$ 125 juta.
Sepanjang tahun lalu, pendapatan yang dikantongi Adaro Energy amblas 19,2% menjadi US$ 2,68 miliar setara dengan Rp 37,21 triliun (kurs Rp 13.888 per US$) dari tahun sebelumnya US$ 3,32 miliar. Pendapatan ADRO lebih rendah 3,1% dari proyeksi konsensus US$ 2,77 miliar. Laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk juga terkoreksi 14,3% menjadi US$ 152,44 juta setara dengan Rp 2,11 triliun dari sebelumnya US$ 177,89 juta. Laba bersih tersebut jauh di bawah estimasi konsensus 23,33% sebesar US$ 198,83 juta.
Eksplorasi | Bisnis | Aditya