Eksplorasi.id – Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok digadang-gadang menjadi calon kuat direktur utama PT Krakatau Steel Tbk (Persero).
Emiten berkode KRAS itu saat ini dipimpin oleh Silmy Karim sebagai dirut. Sebelumnya, Ahok membenarkan bahwa dirinya akan ditunjuk menjadi salah satu petinggi perusahaan BUMN.
Menurut Ahok, dirinya bersama Menteri BUMN Erick Thohir sempat membahas beberapa BUMN. “Iya, ada singgung PT Sarinah, Krakatau Steel juga,” kata dia, dilansir dari CNNIndonesia.com, baru-baru ini.
Terpisah, Direktur Eksekutif Eksplorasi Institute Heriyono Nayottama mengatakan, peluang Ahok memimpin Krakatau Steel cukup besar.
“Alasannya sederhana, Krakatau Steel saat ini mengalami kondisi keuangan yang berdarah-darah alias terus merugi selama tujuh tahun berturut-turut,” jelas dia, Kamis (14/11).
Sekedar catatan, laporan keuangan perseroan per 30 September 2019 mengungkan, KRAS memiliki total utang yang mesti dibayar (liabilitas) mencapai USD 2,68 miliar atau setara Rp 37,78 triliun (kurs Rp 14.080).
Pada periode yang sama, perseroan hanya mampu meraup laba bruto sebesar USD 57,72 juta (Rp 812,7 miliar) dengan rugi operasi USD 90,13 juta (Rp 1,27 triliun). Secara keseluruan perseroan mengalam rugi periode berjalan mencapai USD 215,4 juta (Rp 3,03 triliun).
Beberapa waktu lalu, dikutip dari Tirto.id, Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menilai, ada sejumlah faktor yang membuat Krakatau Steel sulit untung dalam tujuh tahun terakhir ini, di antaranya seperti biaya produksi bajaperseroan masih mahal alias belum efisien.
“Cost production mereka masih tinggi. Ketika harga baja dunia turun, mau tidak mau harga baja mereka juga turun agar bisa bersaing dengan baja impor. Masalahnya, cost production itu susah turun,” jelas Alfred.
Heriyono menambahkan, Ahok cocok memimpin Krakatau Steel karena secara pendidikan pun dia cukup mumpuni.
“Ahok merupakan lulusan master manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya pada 1994, meskipun sarjana strata satunya merupakan jurusan Teknik Geologi di Fakultas Teknik Universitas Trisakti,” ujar dia.
Namun di satu sisi, lanjut Heriyono, jika Ahok dipercaya masuk ke dalam jajaran direksi BUMN, dia harus keluar dari PDI Perjuangan.
“Ahok sekarang merupakan kader dari PDI Perjuangan. Sementara regulasi mensyaratkan bahwa untuk jabatan direksi BUMN bukan merupakan orang partai politik,” ungkap dia.
Reporter: Sam