Eksplorasi.id – Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andy Wibowo Gunawan mengungkapkan, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit dan produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang masih memiliki cadangan lahan terbesar untuk memacu pertumbuhan dalam jangka panjang.
“Perseroan memiliki cadangan lahan (land bank) seluas 60 ribu hektare (ha) yang siap untuk ditanami,” kata Andy di Jakarta, Kamis (14/1).
Katanya, Sampoerna Agro masih memiliki waktu setidaknya 12 tahun untuk menanami seluruh cadangan lahan dengan luas 5.000 ha.
Berdasarkan data, total lahan sawit tertanam perseroan mencapai 134 ribu ha hingga September 2020 atau setara dengan 79,3% dari total lahan yang dikuasai perseroan. Dari total lahan tertanam tersebut, sebanyak 84.420 ha merupakan kebun inti dan sisanya kebun rakyat serta pihak lain.
Ia merevisi naik proyeksi kinerja keuangan Sampoerna Agro seiring dengan revisi naik ekspektasi rata-rata harga jual CPO menjadi 3.000 ringgit Malaysia per ton pada 2021 dan 3.200 ringgit Malaysia per ton pada 2022.
Pendapatan dan laba bersih Sampoerna Agro tahun 2020 masing-masing diperkirakan mencapai Rp 2,77 triliun dan Rp 198 miliar, dibandingkan perolehan pendapatan dan laba bersih tahun 2019 yang masing-masing Rp 3,26 triliun dan Rp 33 miliar. Proyeksi laba bersih Sampoerna Agro tahun 2021 juga dinaikkan dari Rp 275 miliar menjadi Rp 300 miliar.
Hal tersebut menggambarkan revisi naik target harga CPO global menjadi 3.000 ringgit Malaysia per ton dibandingkan perkiraan semula 2.600 ringgit Malaysia per ton. Namun, proyeksi pendapatan diturunkan dari Rp 3,96 triliun menjadi Rp 3,42 triliun.
Sementara, perkiraan laba bersih perseroan pada 2022 dinaikkan dari Rp 305 miliar menjadi Rp 343 miliar. Hal itu mencerminkan revisi naik harga jual CPO dari 2.650 ringgit Malaysia per ton menjadi 3.200 ringgit Malaysia per ton. Sedangkan perkiraan pendapatan direvisi turun dari Rp 4,71 triliun menjadi Rp 4,1 triliun.
Alhasil, Mirae Asset Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham SGRO dengan target harga direvisi naik dari Rp 2.300 menjadi Rp 2.650. Revisi naik target harga tersebut menggambarkan peningkatan perkiraan laba bersih hingga 2022.