Eksplorasi.id – PT Pertamina (Persero) saat ini tengah mempersiapkan pengembangan proyek eksplorasi minyak dan gas di kawasan Natuna. Namun, upaya pengembangan ini masih terhambat oleh kendala rendahnya harga minyak dunia yang menyebabkan perusahaan migas enggan untuk melakukan kegiatan eksplorasi lebih lanjut.
Menurut Tenaga Ahli Menko Maritim dan Sumber Daya Haposan Napitupulu, pembangunan kawasan Natuna sebagai salah satu proyek migas terbesar di dunia ini butuh dana yang tidak besar. Anjloknya harga minyak mentah dunia pun turut mempersulit pengembangan mega proyek tersebut.
“Itu biasanya jadi ujung tombak. Pekerjanya banyak. Biayanya cukup besar, miliaran Dolar,” kata Haposan saat ditemui usai acara diskusi mengenai kawasan Natuna di Kantor Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Jakarta, Senin (18/7/2016).
Untuk itu, saat ini pemerintah akan bersinergi dengan Pertamina untuk mengembangkan mega proyek ini. Sebab, terdapat banyak blok migas yang perlu segera dikembangkan, khususnya untuk mencapai kedaulatan produksi gas dalam negeri.
“Pemerintah harus duduk dengan Pertamina agar lapangan ini bisa dikembangkan,” jelasnya.
“Bloknya ada 16. Yang bermasalah ada tiga. Ditambah lagi dengan turunnya harga minyak, biaya produksinya bahkan jadi tidak ekonomis lagi,” tutupnya.
Eksplorasi | Aditya