Eksplorasi.id – Asosiasi Industri Pengecoran Logam Indonesia (APLINDO) beralasan mahalnya harga gas di kalangan industri, yang sekitar USD 9 per MMBtu, membuat belum adanya lagi investasi yang masuk.
Ketua APLINDO Ahmad Safiun dengan yakin mengatakan bahwa semestinya harga gas untuk industri bisa turun dari USD 9 per MMBtu menjadi USD 5 per MMBtu.
Seakan paham dengan sektor hulu migas, Safiun bahkan mengatakan bahwa sebenarnya harga gas di mulut sumur hanya sekitar USD 2 per MMBtu.
“Sampai di industri saya berharap USD 5 per MMBtu. Sebenarnya angkanya bisa diturunkan karena di sumur hanya USD 2 per MMBtu, tapi kan banyak banget trader yang membuat panjang rantai distribusi,” kata dia di Jakarta, Selasa (11/10).
Di satu sisi, kata Safiun, sebenarnya pemerintah berharap dana peserta tax amnesty yang dibawa pulang ke Indonesia (repatriasi) bisa mengalir ke sektor industri, di mana salah satunya mengalir ke industri logam.
Menurut dia, diperikirakan akan ada Rp 2 triliun hingga Rp 3 triliun dana repatriasi yang bisa masuk ke industri logam. Namun, aliran dana investasi ini bisa terganjal apabila harga gas industri masih mahal.
“Saat ini belum ada dana tax amnesty masuk ke dalam industri untuk berinvestasi. Hal ini salah satunya karena para pengusaha dan investor menunggu harga gas murah dan pemangkasan perizinan,” jelas dia.
Reporter : Diaz