Eksplorasi.id – Dalam rapat bersama pemerintah pekan lalu, Badan Anggaran DPR menyatakan tidak akan menambah subsidi listrik dalam APBN-P 2016. Subsidi listrik tetap sebesar Rp 38,39 triliun, sama dengan di APBN 2016.
Tapi di sisi lain, DPR juga meminta pemerintah menunda pencabutan subsidi untuk 18 juta dari 22 juta pelanggan listrik rumah tangga 900 VA, alias tidak ada kenaikan tarif listrik 900 VA tahun ini.
Berdasarkan perhitungan yang dibuat Kementerian ESDM, bila pencabutan subsidi listrik bagi golongan mampu 900 VA batal dilakukan tahun ini maka harusnya subsidi ditambah Rp 25,35 triliun menjadi Rp 63,74 triliun.
Subsidi sudah pasti jebol, dana sebesar Rp 38,39 triliun hanya cukup apabila pencabutan subsidi untuk 18 juta pelanggan 900 VA dilakukan sejak awal tahun. Lantas, apakah kenaikan tarif dapat dihindarkan?
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM, Sujatmiko, menyatakan bahwa pemerintah akan melakukan segala upaya untuk menahan kenaikan tarif listrik seperti keinginan DPR.
Ada beberapa kebijakan yang akan dilakukan. Pertama, pemerintah akan mendorong para pelanggan listrik rumah tangga 900 VA yang sudah termasuk golongan mampu untuk bermigrasi ke 1.300 VA yang tarifnya tak disubsidi.
“Alternatif yang dapat ditempuh adalah mendorong pelanggan 900 VA ke 1.300 VA. Masyarakat diharapkan menyadari hal ini, subsidi hanya untuk yang miskin,” kata Sujatmiko, Senin (20/6/2016).
Kedua, PLN diminta untuk meningkatkan lagi efisiensinya. Efisiensi dilakukan dengan menekan losses (penyusutan) akibat penggunaan mesin-mesin dan peralatan yang sudah tua, serta pencurian listrik.
Dengan penyusutan yang semakin rendah, biaya pokok produksi (BPP) listrik tak jadi mahal.
“PLN pasti kita minta efisiensi. Penyidik PNS (PPNS) akan kita tingkatkan untuk memberantas pencurian listrik,” ucapnya.
Ketiga, PLN juga didorong untuk terus mengurangi penggunaan bahan bakar yang mahal, dan meningkatkan penggunaan bahan bakar yang murah dalam bauran energinya (energy mix).
“Kita dorong PLN pakai bahan bakar yang lebih murah, misalnya gas,” tutup Sujatmiko.
Eksplorasi / Dtk / Top