Eksplorasi.id – PT Pertamina (Persero) memperkirakan impor solar akan berhenti di 2020. Pada tahun itu, produksi solar dalam negeri bisa mengimbangi permintaan solar yang bakal mencapai 214,2 juta hingga 259,5 juta barel per tahun.
“Proyeksi permintaan Solar pada tahun 2020 diperkirakan mencapai sekitar 214,2 juta untuk base case dan 259,5 juta barel untuk high case dalam setahun. Tambahan produksi selain diperoleh dari TPPI yang mulai beroperasi pada 2015 lalu sebesar 4,19 juta barel, juga diperoleh dari RDMP RU V Balikpapan yang akan mulai operasi komersial pada akhir 2019,” kata VP Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, Selasa (26/4).
Jika semuanya berjalan lancar, kapasitas kilang di dalam negeri dapat mengimbangi konsumsi BBM di dalam negeri pada 2024. Kapasitas kilang yang saat ini baru 1 juta barel per hari bisa meningkat 120% menjadi 2,2 juta barel per hari sehingga Indonesia terbebas dari impor BBM, 100% kebutuhan BBM bisa dipenuhi oleh produksi dalam negeri.
Sedangkan GRR Tuban direncanakan selesai 2021, biaya yang dibutuhkan US$ 12 miliar- US$14 miliar. Pertamina diberi penugasan khusus oleh pemerintah untuk membangunnya. Kilang ini bakal berkapasitas 300.000 barel per hari. Kemudian GRR Bontang diharapkan selesai 2023. Biayanya US$ 14 miliar, dengan perkiraan kapasitas produksi akan mencapai 300.000 barel per hari.
Eksplorasi | Detik | Aditya