Eksplorasi.id – Bank Dunia berencana untuk membantu negara-negara berkembang menambahkan 30 gigawatt (GW) energi terbarukan terhadap kapasitas energi dunia, dan memobilisasi US$25 miliar pembiayaan swasta untuk energi bersih hingga 2020.
Rencana Aksi Perubahan Iklim, dirilis oleh pemberi pinjaman yang berbasis di Washington, akhir pekan lalu. Kucuran dana ini dirancang untuk membantu negara-negara memenuhi janji Paris COP 21 mereka dan mengelola dampak-dampak peningkatan iklim.
Berdasarkan program tersebut, Bank Dunia akan meningkatkan pendanaan empat kali lipat untuk transportasi tahan iklim, mengintegrasikan iklim ke dalam perencanaan perkotaan melalui Platform Global untuk Kota Berkelanjutan, dan meningkatkan bantuan untuk pengelolaan hutan dan perikanan berkelanjutan.
Menurut Bank Dunia, perubahan iklim mengancam untuk mendorong 100 juta orang lebih ke dalam kemiskinan dalam 15 tahun ke depan.
Selain upaya-upaya Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC), anggota Kelompok Bank Dunia, bertujuan memperluas investasi iklimnya dari saat ini US$2,2 miliar per tahun ke tujuan US$3,5 miliar per tahun, dan mendorong peningkatan suatu tambahan US$13 miliar per tahun dalam pembiayaan sektor swasta hingga 2020.
“Menyusul kesepakatan iklim Paris, sekarang kita harus mengambil tindakan berani untuk melindungi planet kita untuk generasi mendatang,” kata Presiden Grup Bank Dunia, Jim Yong Kim.
Sementara itu, Kim mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang bergerak mendesak untuk membantu negara-negara membuat transisi besar, “Guna meningkatkan sumber energi terbarukan, menurunkan sumber energi karbon tinggi, mengembangkan sistem transportasi hijau, dan membangun berkelanjutan, kota-kota layak huni untuk penduduk perkotaan yang terus berkembang,” pungkasnya.
Eksplorasi | Tempo | Aditya