EKSPLORASI.id – PT Petrosea Tbk (PTRO) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) di 2018 sebesar US$ 112 juta atau naik 22% dari tahun 2017 sebesar US$ 92 juta. Anggaran itu untuk pengembangan bisnis anak usaha seiring dengan banyaknya kontrak penambangan yang diraih.
“Capex tahun ini lebih besar dari 2017 karena akan banyak kontrak penambangan yang dilakukan anak usaha,”kata Azis Armand, Direktur INDY yang juga menjabat sebagai Komisaris PTRO di Jakarta, Minggu (07/01).
Sebagaimana yang dilansir dari laporan riset RHB Sekuritas, dari alokasi capex tersebut, sebesar US$ 90 juta akan digunakan untuk melakukan pembelian alat berat. Porsi ini juga lebih besar dibanding porsi pembelian alat berat 2017. Dari capex US$ 2017 US$ 92 juta, sebesar US$ 60 juta merupakan porsi untuk pembelian alat berat.
Petrosea perlu menaikkan alokasi capex guna mengimbangi banyaknya pekerjaan kontrak pertambangan, terutama yang diperoleh dari anak usaha PT Bayan Resources Tbk (BYAN), yakni PT Indonesia Pratama. Keduanya telah melakukan amendemen perjanjian kontrak pertama pada 2 Mei 2017 lalu. Kontrak tersebut memiliki durasi hingga 2021.
Hariyanto Wijaya, analis RHB Sekuritas memprediksi, capex PTRO akan berada pada level yang tinggi selama tiga tahun ke depan. Sebab, rata-rata usia pemakaian alat berat hanya selama enam tahun.
Seiring dengan kontrak tersebut, lanjut Hariyanto, volume pertambangan Petrosea diperkirakan mencapai 120 metrik ton. “Angka ini naik 20% dibanding perkiraan volume pertambangan 2017, 100 metrik ton,” ujarnya.
PTRO memiliki target laba bersih yang juga jauh lebih besar seiring dengan bertambahnya kerjaan tersebut. Target laba bersihnya US$ 15 juta, lompat sekitar 114% dibanding target 2017, yakni US$ 7 juta.
(SAM)