Eksplorasi.id – Penjelasan manajemen PT Pertamina (Persero) terkait bercampurnya biosolar dengan air laut yang terkesan tertutup mendapat kritikan tajam.
Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman mengatakan, berdasarkan keterangan dari juru bicara Pertamina Wianda Pusponegoro, sesuai hasil dari investigasi tim yang dibentuk menyatakan bahwa telah ditemukan fakta bahwa Fame tercampur air laut di kapal.
“Pertanyaannya, dari mana dasar temuannya? Karena pada saat dilakukan penyelidikan diketahui kapal sudah tidak berada di terminal Tanjung Priok. Pemasok Fame dan transportir PT Wilmar Nabati Indonesia dengan Kapal Seroja V bisa menganggap bahwa Fame sudah diterima Pertamina di Terminal BBM Plumpang sesuai dengan kesepakatan kontrak, dan itu biasanya ada berita acaranya,” kata dia kepada Eksplorasi.id di Jakarta, Selasa (22/11).
Yusri menjelaskan, seperti diketahui bahwa batasan air dalam Fame maksimal 0,05 persen. Jika terjadi temuan oleh konsumen yang mobilnya mogok karena menggunakan biosolar yang tercampur air, imbuh dia, diduga kandungan air dalam biosolar volumenya di atas 0,05 persen. Biosolar merupakan campuran solar dengan Fame (Fatty Acid Methyl Ester).
“Tim investigasi yang dibentuk Pertamina bersama Polri harus menjelaskan berapa persen kandungan air yang terdapat dalam biosolar tersebut, dan berapa volume biosolar yang sudah sempat diedarkan serta terpakai oleh konsumen, lalu berapa yang belum terpakai untuk ditarik kembali dari SPBU kemudian dibawa ke terminal BBM Plumpang,” jelas dia.
Dia menambahkan, sebenarnya ada prosedur standar operasi yang sudah baku dilakukan di Pertamina, yaitu tahapan yang harus dilakukan sejak mulai kargo tiba di Tanjung Priok. Lazimnya, lanjut Yusri, harus melalui proses pemeriksaan analisa kualitas dan kuantitas kargo sesuai spesifikasi dalam kontrak.
“Maka dengan sudah beredarnya kargo biosolar, pihak pemsok Fame akan bersikap bahwa mereka sudah memenuhi semua ketentuan yang tercantum dalam kontrak. Argumentasi ini bisa menjadi dasar bahwa semua akibat yang terjadi setelah itu merupakan tanggung jawab Pertamina,” ujar dia.
Jika hal itu terjadi, terang Yusri, akibatnya akan terjadi saling gugat antara transportir dan pemasok Fame dengan pihak Pertamina. Publik sebagai konsumen pun sangat mengharapkan penjelasan terbuka dari pihak Pertamina terkait semua kejadian tersebut.
Reporter : Samsul