BPH Migas menyebutkan Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit (RU) VII Kasim, Papua Barat Daya, memiliki peran strategis dalam menjaga pasokan bahan bakar minyak (BBM) bagi masyarakat, khususnya di wilayah Papua dan Maluku.
“Kilang Pertamina Kasim sangat strategis. Produksi Biosolar dan Pertalite-nya memenuhi sebagian besar kebutuhan wilayah Papua,” kata Kepala BPH Migas Erika Retnowati, Minggu (14/7).
Erika berharap, Kilang RU VII Kasim bisa mempertahankan dan bahkan meningkatkan produksi pengolahan BBM-nya, agar dapat terus memenuhi kebutuhan BBM di wilayah Papua dan Maluku. “Demi keandalan energi di wilayah timur, kami berharap tim RU VII Kasim dapat terus meningkatkan kinerja, sehingga apabila terjadi keterlambatan pengiriman dari RU V Balikpapan melalui Wayame atau faktor risiko dari cuaca, semua (penyediaan BBM) tetap berjalan dengan maksimal,” paparnya.
Sementara, Anggota Komite BPH Migas Eman Salman Arief menyampaikan upaya yang dapat dilakukan dalam peningkatan kualitas produksi BBM Kilang Kasim, salah satunya adalah penggantian katalis untuk peningkatan oktan produk gasoline.
“Sehubungan telah menurunnya supply crude melalui pipa Walio mix dan crude Salawati, kami juga mendukung upaya RU VII Kasim membangun tangki crude dan jetty dalam project open-access untuk mengembalikan kapasitas operasi yang saat ini 6.200 barel per hari menuju kapasitas disain 10.000 barel per hari,” terangnya.
Di samping itu, mengingat proses pengolahan minyak mentah menjadi produk BBM masyarakat memiliki risiko yang tinggi, Eman mengimbau Kilang Kasim selalu mengutamakan prinsip health, safety, security, and environment (HSSE).
“Kilang Kasim saat ini sedang turn-around, seluruh pekerjaan di dalamnya diharapkan tetap mengutamakan aspek kesehatan dan keselamatan bagi para pekerja serta tidak lupa untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan,” sebutnya.
Sementara itu, General Manager Kilang Pertamina International RU VII Kasim Yodia Handhi Prambara menjelaskan pihaknya terus menjaga produksi BBM di kilang untuk mengamankan suplai BBM, khususnya di area Papua dan Maluku.
“Tentu, kami membutuhkan kolaborasi dengan BPH Migas dan PT Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku agar produk BBM yang kami olah dapat dinikmati oleh masyarakat di wilayah timur,” ucapnya.