• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Rabu, Juni 25, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home BERITA

BPPT: Efisiensi Energi Berpotensi Hemat 6.951 MW

by Aloysius Diaz Aditya
19 April 2016
in BERITA
0
BPPT: Efisiensi Energi Berpotensi Hemat 6.951 MW

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (Foto: Istimewa)

0
SHARES
79
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook

Eksplorasi.id – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berdasarkan hasil audit energi menyebut efisiensi konsumsi energi sektor industri dan rumah tangga berpotensi untuk menunda kebutuhan pembangunan pembangkit listrik baru hingga 6.951 Mega Watt (MW) dalam satu dekade ke depan.

“Dari hasil audit energi yang dilakukan Balai Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE-BPPT) tersebut artinya Pemerintah dapat menghemat pengeluaran untuk pembangunan pembangkit sebesar Rp190 triliun, dengan asumsi anggaran tersebut untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap dari batubara,” kata Kepala Balai Besar Teknologi Konversi Energi BPPT Andhika Prastawa dalam media gathering Kedeputian Teknologi Informasi Energi dan Material BPPT di Jakarta, Selasa.

Angka penghematan, menurut dia, juga akan disumbang dari bahan bakar batubara yang berkurang 32 juta ton per tahun atau setara dengan Rp16,5 triliun. Belum lagi biaya eksternalitas yang dapat dihindari akibat pencemaran udara dari PLTU batubara diperkirakan sebesar Rp2,4 triliun dalam bentuk “avoided cost” biaya kesehatan masyarakat serta akibat lain dari pencemaran udara.

Pada 2014, ia mengatakan konsumsi listrik terbesar datang dari sektor rumah tangga mencapai hingga 84.086 GWh atau 42,34 persen dari total konsumsi listrik nasional yang mencapai 198.601,78 GWh. Sedangkan sektor industri mencapai 33,19 persen atau 65.908,68 GWh, bisnis 18,27 persen atau 36.282,42 GWh, dan 6,21 persen atau 12.324,21 GWh dari pemerintahan dan sosial.

Kebijakan yang mendorong produksi dan penggunaan produk peralatan rumah tangga berlabel hijau (green labeling) yang berarti hemat energi untuk peralatan listrik, menurut Andhika, harus mulai ada. Sehingga harapannya, bagi produsen, akan berusaha membuat inovasi-inovasi baru produk hemat energi dan ramah lingkungan, sedangkan bagi konsumen akan cermat memilih produk yang ramah lingkungan.

Hasil penelitian awal BPPT menunjukkan bahwa estimasi penghematan energi listrik dengan menerapkan pemberlakuan label tingkat hemat energi pada sektor rumah tangga mencapai sekitar tiga hingga persen. Artinya total penghematan dengan penerapan kebijakan ini dapat mencapai 2.500 GWh, sehingga dengan harga listrik rata-rata Rp940 per kWh maka total biaya yang dapat dihemat mencapai Rp2,3 triliun per tahun.

“Sedangkan penghematan energi listriknya setara dengan pengurangan pembangkit lisrik sebesar 751 MW,” ujar Andhika.

Sementara itu, ia mengatakan untuk sektor industri, beberapa teknologi seperti peralatan listrik yang hemat energi dan manajemen penggunaan energi dapat diperkenalkan untuk mengurani konsumsi listrik tanpa harus mereduksi kualitas dan kuantitas produk.

Selain itu, lanjutnya, perlu mendorong kewajiban industri ataupun pengelola gedung komersial yang menggunakan energi sama atau lebih besar dari 6.000 TOE (setara barel minyak) agar menerapkan manajemen energi dan melakukan audit energi berkala.

Sebagai gambaran jika pada sektor industri apabila upaya minimal (no/low investment cost) dilakukan maka akan memberikan penghematan sebesar lima persen pada 2014. Penghematan listrik tersebut setara dengan pembangunan pembangkit listrik 6.200 MW.

BPPT, menurut dia, sudah mengkomunikasikan hasil audit energi ini kepada Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), namun demikian masih banyak tantangan nonteknis dalam upaya efisiensi energi, salah satunya soal pembelajaran publik.

“Rekomendasinya ya intervensi peralatan listrik dengan investasi tambahan untuk hemat energi bagi produsen. Namun sebenarnya (investasi tambahan yang dikeluarkan) itu akan terbayar dengan penghematannya,” ujar Andhika.

Cara lain untuk menjalankan efisiensi khususnya di sektor rumah tangga, Kepala Bidang Kelistrikan B2TKE-BPPT Dirman mengatakan dengan memperbanyak jumlah alat rumah tangga dengan label hijau. Sejauh ini produk lampu yang sudah ada, dan BPPT mencoba mendorong jumlah produk dengan label hijau untuk kulkas, rice cooker, penyejuk udara, televisi dengan berperan dalam hal uji produk dengan mempersiapkan laboratorium uji untuk label hijau sesuai standar nasional dan internasional.

Eksplorasi | Liputan6 | Aditya

Tags: BPPTenergi
Aloysius Diaz Aditya

Aloysius Diaz Aditya

Next Post
Harga Minyak Menguat 0,17%

Harga Minyak Dunia Naik Dipicu Pemogokan Di Kuwait

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Hingga 2024, PLN Bangun 53 Gardu Induk Jakarta-Banten

PLN Dipanggil DPRD, Ada Apa?

9 tahun ago
Dinas: Sekolah Sebaiknya Siapkan Genset Antisipasi Pemadaman Listrik

Lebih dari 4.000 KK di Tapsel Belum Nikmati Listrik

9 tahun ago

Sering Dibaca

  • Potensi Uranium Indonesia 77 Ribu Ton, Bisa Penuhi Kebutuhan Listrik 40 Tahun

    Potensi Uranium Indonesia 77 Ribu Ton, Bisa Penuhi Kebutuhan Listrik 40 Tahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Investasi Sektor Hulu Migas Jeblok, SKK Migas Sewa Kantor Rp 120 Miliar Per Tahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PLN Gunakan Alat Deteksi Untuk Melacak Pencurian Listrik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Biji Kamandrah Diprediksi Jadi Energi Alternatif Masa Depan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sinarmas Land Lakukan Penandatanganan GITET 500 KV

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

  • Jual Sukuk Ritel SR022, Pemerintah Serap Dana Rp27,84 Triliun 24 Juni 2025
  • Danantara Indonesia Kucurkan Pinjaman Kepada PT Garuda Indonesia Senilai Rp6,65 Triliun 24 Juni 2025
  • Tembus 105 Juta Kiloliter, Pertamina Patra Niaga Catat Peningkatan Volume Penjualan 5,6 Persen di 2024 24 Juni 2025
  • Menteri Bahlil : Hilirisasi 'Kunci' Menghadapi Dinamika Geopolitik 24 Juni 2025
  • Pastikan Kesiapan Destinasi, Menteri Pariwisata Sosialisasikan Surat Edaran Libur Sekolah 2025 23 Juni 2025
  • BEI : Tiga Perusahaan Mercusuar Antri IPO di Pasar Modal Indonesia 23 Juni 2025
  • Kemendag : Harga Minyakita Turun Rp300 per Liter 23 Juni 2025
  • Rilis Fitur Baru, PINTU Beri Kemudahan Menabung Puluhan Aset Kripto Sekaligus 23 Juni 2025
  • Liquiça Merayakan Penyelesaian Proyek Penguatan Kohesi Sosial yang Didanai Uni Eropa 23 Juni 2025
  • PLTP Ijen, Wujud Keseriusan PT SMI dalam Mendukung Pengembangan Potensi Panas Bumi 23 Juni 2025
EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In