Eksplorasi.id – PT Sarana Pembangunan Riau, BUMD Provinsi Riau, mulai memikirkan langkah dalam pengelolaan Blok Rokan yang akan berakhir masa operasi oleh PT Chevron Pacifik Indonesia pada 2021.
“Kami bukan investor namun kami siap membentuk BUMD dan bersama-sama membangun anak perusahaan dan memulai apa yang bisa dikerjakan di Blok Rokan,” kata Komisaris PT SPR Riau Azhar Syakban, saat menggelar rapat di Aula Kantor Bupati Rohil Jalan Merdeka, Bagansiapiapi, Selasa (30/8).
Dia menjelaskan bahwa SPR merupakan BUMD tertua di Provinsi Riau dan saat ini dipercaya untuk mengelola Blok Langgak, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Untuk di Riau, kata dia memang Rohil menjadi penghasil minyak terbesar dan pihak SPS jauh-jauh hari telah melakukan koordinasi bersama pemerintah setempat.
“Jujur saya terpanggil untuk memikirkan nasib potensi migas yang ada di Rokan Hilir. Makanya saya bawa semua jajaran melakukan rapat untuk memulai langkah awal,” katanya.
Direktur Operasional dan Keuangan PT SPR Riau Abdul Rauf mengatakan bahwa pihaknya menargetkan ada 16 peluang utama yang haru dikelola salah satunya Blok Rokan di Kabupaten Rokan Hilir. “Sekarang ini apa yang bisa kami lakukan tentunya harus dimulai dulu dari hal-hal yang kecil,” kata Abdul Rauf.
Dia berharap semua pihak kompak sehingga dengan adanya pengelola yang baik maka dengan sendirinya investor akan datang untuk mengelola Blok Rokan. “Meskipun masih lima tahun ke depan tapi hal itu harus dipikirkan dari sekarang,” katanya.
Dia mencontohkan, bahwa untuk Blok Langgak di Rokan Hulu saat ini bisa menghasilkan minyak sebesar 400 barel setiap harinya. “Angka ini memang terus meningkat bahkan pernah sampai diangka 550 barel dan ditargetkan bisa mencapai 600 barel perharinya,” jelas dia.
Sementara untuk Blok Rokan memang menjadi salah satu pemasok minyak terbesar di Indonesia dan memiliki minyak yang berlimpah. “Saat ini saja pihak Chevron mengakui minyak masih banyak dan kental. Diperkirakan minyak tersebut akan terus ada hingga puluhan tahun kedepan,” katanya.
Dia menyebutkan, dalam sehari Blok Rokan bisa menghasilkan 300 ribu barel minyak dan memang menjadi incaran para investor. “Kami akan mengupayakan agar investor datang untuk mengelola minyak tersebut. Apalagi saat ini ada puluhan sumur tua yang tidak lagi dikelola oleh Chevron yang merupakan peluang besar untuk menambah penghasilan pemerintah. Kalau kami yang kelola melalui investor maka bagi hasilnya akan lebih besar,” tegasnya.
Pelaksana tugas Sekda Rohil Surya Arfan menambahkan, pemerintah daerah menyambut baik tentang rencana tersebut dan diminta pada BUMD untuk memulai langkah dan berkoordinasi dengan SPR. “Mudah-mudahan rencana ini bisa terwujud sesuai yang diharapkan,” katanya.
Hingga saat ini sudah ada tiga investor yang datang ke Rokan Hilir ingin mengelola sumur tua yang jumlahnya sekitar 54 sumur. “Mereka sudah datang dan memberikan pemaparan, tapi sampai saat ini belum ada realisasinya,” kata Sekda.
Reporter : Said Dharma Setiawan (Riau)