Eksplorasi.id – Apabila tidak ditemukan cadangan potensi minyak baru, produksi puncak minyak lapangan Banyu Urip Blok Cepu di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang mencapai rata-rata 165 ribu barel hari, akan bertahan hingga tiga tahun.
Hal tersebut seperti yang dipaparkan oleh Public Affairs and Social Development ExxonMobil Indonesia (EMOI), Erwin Maryoto kepada wartawan belum lama ini di Jakarta.
Erwin menjelaskan, produksi puncak minyak Blok Cepu hanya akan bertahan maksimal tiga tahun itu, hal itu berdasarkan dari perhitungan yang pernah dilakukan.
“Perhitungan juga terkait besarnya produksi minyak yang dihasilkan dari lapangan Banyu Urip, setelah produksi puncak selesai,” tuturnya.
Namun, dirinya masih belum mau menyebutkan besarnya produksi minyak Blok Cepu, setelah produksi puncak berakhir, dengan alasan ada beberapa kemungkinan.
Erwin mengungkapkan, produksi minyak lapangan Banyu Urip Blok Cepu, rata-rata sebesar 165 ribu barel per hari, yang baru berjalan beberapa waktu lalu, dialirkan melalui pipa distribusi menuju Kapal Gagak Rimang, di laut Tuban.
Di kapal Gagak Rimang, lanjutnya, yang kapasitasnya mencapai 2,2 juta barel itu, produksi minyak Blok Cepu, secara tetap diambil dengan kapal tanker minyak.
“Secara tetap, produksi minyak di Kapal Gagak Rimang diambil dengan kapal tanker minyak, baik bagian minyak yang menjadi jatah Pertamina, juga jatah ExxonMobil Cepu Limited (EMCL),” ujarnya.
Selain itu, tambahnya, pihaknya akan melakukan dengar pendapat dengan Komisi B DPRD terkait pendistribusian produksi puncak minyak Blok Cepu.
Eksplorasi | Tempo | Aditya
Semoga ditemukan cadangan baru…