Eksplorasi.id – Setelah bencana kebakaran lahan dan hutan seluas enam hektare di Sungai (Sei) Pakning pada 2012-2014, Pertamina Refinery Unit (RU) II Production Sei Pakning turun tangan membantu masyarakat mendorong upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan, agar musibah tidak terulang kembali.
General Manager PT Pertamina RU II Otto Gerentaka mengatakan, isu ini menjadi perhatian dunia sejak beberapa tahun belakangan. Indonesia yang diharapkan menjadi produsen karbon dunia, dihadapkan pada permasalahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang muncul di beberapa wilayah seperti Sumatera, termasuk di wilayah Sei Pakning di Provinsi Riau.
“Faktor alam dan keterbatasan sarana dan prasarana pemadaman api di wilayah Sei Pakning, mengakibatkan rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan. Sebagai korporasi yang beroperasi di sekitarnya, Pertamina menilai masyarakat membutuhkan bantuan untuk mengatasi tinggi potensi kebakaran,” kata dia dalam acara Sarasehan Bersama Mitra Binaan dan Stakeholders.
Menurut Otto, masyarakat dengan keterbatasan kapasitas tidak bisa berbuat banyak melihat lahan atau hutan di sekitarnya dilanda kebakaran. Menyadari pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, imbuh dia, pihaknya hadir untuk membantu masyarakat sebagai wujud tanggung jawab sosial Pertamina.
Sarasehan yang diselenggarakan di Kompleks RU II Sei Panking tersebut membahas topik Pencegahan Karhutla dan Pemberdayaan Sumber Daya Ekonomi Berkelanjutan yang dihadiri oleu Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan MR Karliansyah.
Karliansyah menjelaskan, melihat upaya Pertamina Production Sei Pakning menggandeng partisipasi masyarakat dalam mitigasi karhutla, bisa menjadi contoh bagi perusahaan lain dalam menangani kebakaran hutan dan lahan.
“Kuncinya adalah kolaborasi partisipatif masyarakat, perusahaan dan pemerintah setempat dalam mencari solusi pengurangan risiko kebakaran melalui program mitigasi karhutla berbasis masyarakat, dengan mengembangkan sumber daya ekonomi masyarakat,” jelas dia.
Penjelasan Karliansyah, di Sei Pakning, sumber daya ekonomi yang digarap berupa pengembangan kawasan pertanian nanas terintegrasi, di lahan bekas kebakaran.
Sejak 2015, lanjut Otto, Pertamina RU II Production Sei Pakning mendorong upaya pencegahan kebakaran lahan dan hutan di wilayah Bukit Batu melalui program corporate social responsibility (CSR).
Selama dua tahun terakhir, Pertamina melakukan pendampingan kelompok tani melalui pemberdayaan masyarakat dengan mengalihfungsi lahan semak belukar yang merupakan bekas area kebakaran lahan dan hutan untuk ditanami nanas.
Upaya pencegahan kebakaran hutan dengan alihfungsi teresebut semakin maksimal, karena masyarakat juga diberikan ketrampilan pengolahan makanan dari bahan baku Nanas.
“Pertamina RU II melalui implementasi Program CSR yang berkelanjutan, berkomitmen untuk meningkatkan kemandirian masyarakat lokal melalui pemanfaatan potensi setempat. Upaya mitigasi karhutla berbasis pemberdayaan masyarakat kami harapkan dapat menjadi solusi dalam pemanfaatan perhutanan sosial sebagai sumber daya ekonomi masyarakat,” ujar Otto.
Kini, masyarakat menjadi lebih termotivasi untuk mengalihfungsi lahan semak menjadi pertanian nanas karena adanya nilai tambah yang didapatkan. Selain itu, upaya ini juga menjadi insentif tambahan bagi Masyarakat Peduli Api (MPA) Kelurahan Sei Pakning untuk semakin rutin menggelar patroli api.
Reporter : Sam