• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Senin, Juli 21, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home BERITA

CERI: Beli di Bawah ICP dan Tanpa Tender, Kesalahan TWU Kasat Mata

by Eksplorasi.id
8 Juni 2016
in BERITA
1
CERI: Beli di Bawah ICP dan Tanpa Tender, Kesalahan TWU Kasat Mata

Logo PT Tri Wahana Universal. | Foto: TWU

0
SHARES
150
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook

Eksplorasi.id – Direktur Eksekutif Center of Energy and Resoucers Indonesia (CERI) Yusri Usman mengungkapkan bahwa telah terjadi kesalahan kasat mata yang dilakukan oleh PT Tri Wahana Universal (TWU) ketika membeli minyak dari Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu.

“Pertama, TWU jelas-jelas tidak membeli lewat tender. Kedua, harga beli rata-rata minyak nasional (Indonesia Crude Price/ICP) minus transportation cost (toll fee pipa) dari plant gate ke Tuban, di mana penetapan diskon terkait toll fee ini tidak ada patokan yang jelas,” kata dia kepada Eksplorasi.id, Selasa (7/6).

Yusri menambahkan, kesalahan ketiga adalah dengan diambilnya crude di plant gate, maka pipa yang di rancang untuk mengangkut minyak sebanyak 165 ribu BOPD dari Central Production Facility (CPF) ke Tuban menjadi under capacity alias over design.

“Lalu kesalahan keempat, kontrak awal ke TWU awalnya adalah hanya untuk minyak yang berasal dari Early Production Facility (EPF), karena saat itu belum dibangun pipa dari Banyu Urip ke Tuban. Tapi kemudian kontrak tersebut di extend oleh pimpinan SKK Migas berlanjut untuk minyak dari CPF. Kembali ini dilakukan tanpa tender dan tanpa koreksi harga,” ungkap dia.

Baca juga: http://eksplorasi.id/ingin-beli-minyak-murah-tiru-pola-twu/

Menurut Yusri, kesalahan yang dilakukan poin dua, tiga, dan empat jelas memperlihatkan adanya kerugian negara. Di satu sisi, imbuh dia, dirinya pun meragukan pernyataan Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi yang menyatakan kilang mini TWU telah menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar.

“Perekonomian rakyat mana yang bergerak? Saya meragukan kajian lembaga UGM yang diekspos seolah-olah hasil aktivitas kilang TWU. Kemungkinan telah terjadi manipulasi hasil kajian akibat aktivitas Exxon Mobil di Blok Cepu yang digunakan untuk data efek kilang TWU. Kalau mau rekayasa sedikit cerdaslah,” tegas dia.

Yusri berpendapat, semestinya hasil produksi dari Banyu Urip diprioritaskan untuk kilang milik Pertamina, bukan TWU. Alasannya, Pertamina memiliki komposisi saham yang sama besar dengan Exxon di Blok Cepu.

“Perlu diketahui juga, dalam rencana pengembangan (Plan of Development/ POD) Blok Cepu tidak ada rencana pembangunan kilang mini TWU. Sehingga sudah benar pendapat Elan Biantoro saat masih menjabat sebagai kepala Bagian Humas SKK Migas bahwa SKK Migas tetap berkukuh bahwa TWU harus melakukan pembelian di FSO Gagak Rimang.

“Sebagai ‘penumpang gelap’, semestinya TWU ikut aturan harga ICP Arjuna di FSO Gagak Rimang. Kalau TWU boleh beli minyak dengan ‘harga diskon’, itu menandakan adanya intervensi kekuasaaan yang merugikan negara,” ujar dia.

Yusri pun coba memberikan contoh bahwa saat ini Pertamina masih kesulitan mengimpor minyak mentah untuk kilang miliknya. “Lihat saja salah satu alasan Pertamina memilih Rosneft sebagai mitranya untuk membangun kilang Tuban karena adanya iming-iming tawaran aktivitas upstream 35 ribu BOPD. Ini menjadi aneh, di kampung halaman ada produksi 165 ribu BOPD tetapi malah dikasih ke swasta, sementara 35 ribu BOPD yang belum jelas malah dikejar-kejar. Ini tata kelola migas yang keblinger. Ibarat kambing kurus di seberang pulau dikejar kejar, sapi gemuk di halaman dikasih sama tamu untuk disembelih,” katanya.

Berdasarkan perhitungan CERI, kalau produksi Blok Cepu udah mencapai puncaknya 165 ribu BOPD, bahkan bisa menyentuh level 185 ribu BOPD, maka bisa jadi volume bagian negara plus Perusda ditambah Pertamina bisa mencapai 130 ribu BOPD.

“Nah kalau ini masuk ke kilang Pertamina tentu sangat membantu efisiensinya. Tapi kalau kemudian dijual keluar dan bukan ke Pertamina, maka  tidak salah kata publik ini kerja konsep mafia. Kalau Pertamina sudah kelebihan pasokan bolehlah membantu kilang TWU. Tapi saat ini Pertamina sedang membutuhkan banyak pasokan minyak. Kok fakir miskin bantu orang kaya. Perlu diketahui juga, negara kita saat ini bisa dikategorikan sebagai fakir miskin dalam migas karena impor minyak sampai 800 ribu barel per hari,” jelasnya.

Heri

 

 

Tags: Banyu UripKilang MiniPertaminaTWU
Eksplorasi.id

Eksplorasi.id

Next Post
Tingkat Suplai Berlebihan Buat Harga Minyak Bearish

Diduga Terjadi Manipulasi Harga Minyak Arjuna yang Dibeli TWU

Comments 1

  1. Hani says:
    9 tahun ago

    Pak Yusri aneh, selama kesepakatan kontrak dengan Pertamina terpenuhi yaa gk masalah dong!

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Pemkab Aceh Barat Akan Tertibkan Tambang Emas Ilegal

Bupati Usul Cabut Izin Dua Perusahaan Tambang

9 tahun ago
Turunkan Target Porsi Bauran EBT

Tak capai target 2020, realisasi investasi EBTKE hanya 70 persen

5 tahun ago

Sering Dibaca

  • Menyigi Kedekatan Massa Manik dan Grup Danatama

    Menyigi Kedekatan Massa Manik dan Grup Danatama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Tewas Tertimbun Bekas Tambang Milik Riau Bara Harum

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Potensi Uranium Indonesia 77 Ribu Ton, Bisa Penuhi Kebutuhan Listrik 40 Tahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berikut Profil Singkat Perusahaan yang Kena Sanksi Daftar Hitam oleh Pertamina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikut Berperan Atas Pembubaran Petral, Totok Nugroho Kini Jabat SVP ISC Pertamina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

  • Menteri ESDM : Bea Keluar Jangan Jadi Beban Pengusaha Batu Bara 19 Juli 2025
  • Pertamina Rilis Inovasi Digital Pengelolaan Perizinan Berbasis Teknologi Geospasial ArcGIS 19 Juli 2025
  • Indonesia Tegaskan Komitmen Dorong Ekosistem Kekayaan Intelektual Inklusif dan Berkelanjutan 19 Juli 2025
  • Bank Indonesia : Gen Z Pengguna QRIS Terbesar di Indonesia 19 Juli 2025
  • Kantongi Rp97,1 Triliun, Aset KAI Naik Rp44,9 Triliun di Tahun 2024 19 Juli 2025
  • FWD Insurance dukung Peningkatan Literasi dan Penetrasi Asuransi Lewat Edukasi dan Teknologi 18 Juli 2025
  • Polytron Akselerasi Produksi Mobil Listrik di Fasilitas PT Handal Indonesia Motor Purwakarta 18 Juli 2025
  • Sinergi HPE, Equinix, dan AGIT Dorong Ekosistem Digital dan Akselerasi AI di Indonesia 17 Juli 2025
  • Vanda RE Tandatangani Framework Supply Agreement Besar dengan Produsen Baterai CATL 17 Juli 2025
  • ZINC TRAIL RUN Kembali Digelar Dengan Rute yang Seru dan Menantang di Bali 16 Juli 2025
EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In