Eksplorasi.id – PT Pertamina (Persero) hari ini, Kamis (13/10), melakukan lifting perdana kargo elpiji eks Iran dengan Kapal Very Large Gas Carrier (VLGC) Pertamina Gas 2, di Pelabuhan Kalbut Situbondo.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, ini merupakan momentum bersejarah dengan masuknya Iran sebagai negara pemasok baru elpiji untuk Indonesia.
Penjelasan Dwi, muatan elpiji sebanyak 44 ribu metrik ton (MT) tersebut dibawa dari Iran setelah selesai dilakukan loading dari Pelabuhan Asaluyeh dengan menempuh perjalanan sekitar 13 hari.
Dwi pun berkesempatan menyambut kedatangan Kapal VLGC Pertamina Gas 2 pengangkut LPG perdana dari Iran tersebut di Pelabuhan Kalbut, Situbondo.
“Berkat kerja keras dan kerjasama yang baik dari semua pihak baik di internal maupun eksternal dalam penyiapan administrasi, keuangan dan operasi, sehingga kapal Pertamina Gas 2 yang membawa kargo LPG (Butane/Propane), telah tiba di Kalbut, Situbondo,” kata dia, seperti dilansir dari situs resmi Pertamina.
Menurut Dwi, adanya impor elpiji dari Iran menandai babak baru kerjasama Pertamina-NIOC dan menjadi pintu pembuka bagi kerja sama perdagangan Indonesia-Iran yang lebih signifikan.
“Lifting perdana kargo elpiji eks Iran yang merupakan hasil kerja sama dengan National Iranian Oil Company (NIOC). Ini akan membuka peluang pengembangan bisnis lain antara Pertamina dengan NIOC baik di hulu maupun hilir,” jelas dia.
Dwi bercerita, keberhasilan tersebut tidak lepas dari dukungan pemerintah yang diawali melalui MoU G to G Indonesia-Iran pada 24 Februari 2016 antara dirjen Migas lalu dilanjutkan dengan kunjungan menteri ESDM ke Iran, bersamaan dengan disepakatinya Head Of Agreement (HOA) antara Pertamina dengan NIOC pada 30 Mei 2016.
Dalam HOA tersebut, disepakati jual beli elpiji Pertamina dengan NIOC untuk periode 2016 dan 2017 dengan total volume 600 ribu MT. Pembelian elpiji melalui transaksi langsung tersebut secara komersial juga memberikan manfaat kepada kedua belah pihak, terutama bagi Pertamina yang selalu menargetkan pasokan dengan term dan harga yang kompetitif.
Setelah lifting perdana, kargo berikutnya dari NIOC akan tiba pada akhir minggu ketiga, sekitar 20 November 2016. Selain pembelian elpiji, Pertamina–NIOC sebelumnya telah juga telah menekan nota kesepahaman.
Nota kesepahaman itu untuk melakukan preliminary study terhadap dua lapangan minyak raksasa di Iran, yaitu Ab-Teymour dan Mansouri (Bangestan – Asmari) yang memiliki cadangan lebih dari lima miliar barel pada Agustut 2016 lalu.
Reporter : Diaz