Eksplorasi.id – Warga desa terpencil di Kabupaten Aceh Selatan, Aceh, kini telah bisa menikmati listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya ( PLTS) berkapasitas 20 kilo watt peak (kWp).
Kepala Dinas Pertambangan dan Sumber Daya Mineral Aceh Selatan, Syamsulijar di Tapaktuan, Jumat (18/3), mengatakan, dengan adanya PLTS bantuan pemerintah itu maka masyarakat di daerah terpencil, yakni Desa Alue Keujruen, Kecamatan Kluet Tengah, itu kini sudah menikmati listrik.
Ia menyatakan, proyek itu didanai oleh Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tahun anggaran 2015 sebesar Rp 4 miliar yang dikerjakan oleh PT Industri Telekomunikasi Indonesia.
Selesai tahap uji coba (commisioning) pada 18 Januari 2016 dan mulai difungsikan total sejak 1 Februari 2016. Dia menjelaskan, PLTS terpusat berkapasitas 20 kWp dengan usia pembangkit selama 15 tahun memiliki total panjang jaringan (kabel) 1.080 meter dan jumlah tiang serta lampu jalan sebanyak 42 unit.
Di samping itu, juga memiliki limiter (kWh meter dan MCB 1A) sebanyak 1 unit, lampu LED 3 buah dan stop kontak 1 buah. “Dari sebanyak 300 unit lebih rumah penduduk ditambah 5 unit fasilitas umum seperti masjid dan mushalla serta rumah sekolah yang ada di Desa Alue Keujruen, seluruhnya telah dipasang kWh meter secara gratis tanpa dipungut biaya,” ujar dia.
Syamsulijar mengatakan, Desa Alue Keujruen ini merupakan satu-satunya desa di Kemukiman Menggamat, Kecamatan Kluet Tengah, yang selama ini dalam kondisi terisolir dan terpencil.
Untuk menuju ke Desa Alue Keujruen yang terletak di kaki Gunung Leuser ini, warga setempat harus mengarungi Sungai (Krueng) Kluet. Satu-satunya sarana transportasi untuk menuju ke desa tersebut adalah dengan menggunakan perahu bermesin Robin.
Untuk menuju ke desa tersebut dari Ibu Kota Kecamatan Kluet Tengah, masyarakat harus mengarungi sungai dengan perahu bermesin Robin dengan masa tempuh perjalanan lebih kurang selama 3 jam.
Namun jika dari Desa Alue Keujruen ke Ibu Kota Kecamatan Kluet Tengah, justru lebih singkat yakni hanya membutuhkan waktu perjalanan lebih kurang selama 1 jam karena perahu yang ditumpangi masyarakat tidak perlu lagi melawan arus sungai.
“Dengan telah selesainya pembangunan PLTS terpusat berkapasitas 20 kWp di Desa Alue Keujruen, Kemukiman Menggamat, Kecamatan Kluet Tengah dan telah masuknya arus listrik LPN ke kawasan Kemukiman Bulohseuma, Kecamatan Trumon, yang selama ini juga termasuk kawasan terpencil dan terisolir, maka tidak ada lagi desa terpencil dan terisolir di Kabupaten Aceh Selatan yang belum teraliri arus listrik,” jelas Syamsulijar.
Eksplorasi | Antara | Ponco