Eksplorasi.id – Devisa dari karet dan barang dari karet Sumatera Utara hingga Februari 2016 mencapai US$ 145,378 juta atau turun 22,31% dibandingkan periode sama 2015.
“Penurunan devisa dampak masih tertekannya harga jual di pasar internasional dan turunnya ekspor golongan barang itu khususnya jenis SIR 20,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono, Sabtu (9/4).
Menurut dia, dengan terus turunnya devisa dari karet membuat total nilai ekspor Sumut tetap juga menurun hingga Februari 2016 atau atau hanya US$ 1,162 miliar dari periode sama 2015 yang sudah US$ 1,183 miliar.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, mengatakan harga karet hingga April 2016 masih lemah meski sudah ada kenaikan sedikit sejak Maret pascadiberlakukannya kebijakan pengurangan ekspor oleh Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Harga komoditas itu masih di sekitar US$ 1,30 per kg dari dari harga ideal untuk FOB Belawan sekitar US$ 1,90 per kg. Namun meski devisa turun, Sumut masih tetap melakukan pengurangan ekspor seperti kewajiban Indonesia yang bersama Thailand dan Malaysia mengurangi ekspor terhitung 1 Maret 2016 dengan hinnga mencapai 615.000 ton sampai 31 Agustus 2016.
Eksplorasi | Beritasatu | Aditya