Eksplorasi.id – Proyek pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW didominasi oleh pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya.
Dari total 35.000 MW, sebanyak 18.000 MW di antaranya adalah pembangkit batu bara, sisanya menggunakan gas dan energi baru terbarukan (EBT).
Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI-ICMA), Pandu Sjahrir, mengatakan saat ini batu bara masih merupakan sumber energi paling terjangkau yang menjadi bagian penting dari program kelistrikan 35.000 MW.
“Batu bara masih menjadi sumber energi paling terjangkau dan termurah untuk listrik,” ujar Pandu.
Berdasarkan data 2014 biaya memperoleh 1 kWh listrik dengan bahan bakar batu bara adalah Rp 378, lebih murah dibandingkan bahan bakar minyak yang membutuhkan biaya 7,5 kali lipat, yaitu Rp 2.835.
Ia lebih lanjut mengatakan, jika porsi pembangkit listrik yang berbasis batu bara dikurangi, maka harga listrik diperkirakan akan naik.
“Porsi pembangkit listrik berbasis batu bara ditargetkan sekitar 20 GW. Jika porsi batu bara dikurangi, maka harga listrik diperkirakan akan naik,” tutur Pandu.
Eksplorasi | Aditya | Detik