Eksplorasi.id – Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan bahwa ada direksi BUMN yang diduga menerima gratifikasi di Singapura. Agus menerima laporan tersebut dari Singapura Corruption Practices Investigation Bureau (CPIB).
Pemerhati energi Yusri Usman mengatakan, bila yang dikatakan ketua KPK tersebut benar ada direksi BUMN yang menerima gratifikasi di Singapura, dia menduga orang tersebut telah biasa melakukan kunjungan ke Singapura.
“Bahkan, bisa jadi orang yang diduga tersebut pernah bermukim di Singapura, makanya dia bisa dengan mudah membuka rekening di Singapura,” kata dia kepada Eksplorasi.id, Kamis (15/9).
Dugaan Yusri lainnya, biasanya bila berhubungan dengan Singapura mungkin salah satunya terkait dengan transaksi trader impor minyak. “Kalau urusan sama trader kan mungkin saja bicara soal fee atau gratifikasi. Tapi ini baru dugaan. Bisa jadi dugaan saya salah total,” jelas dia.
Menurut Yusri, sebaiknya KPK segera membuka tabir siapa sesungguhnya orang yang dimaksud menerima gratifikasi tersebut agar tidak menimbulkan fitnah dan menjadi bola liar serta dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab.
“Saya sedikit menyesalkan pernyataan ketua KPK tersebut. Semestinya KPK bisa segera memeriksa orang yang dimaksud agar tidak bisa menghilangkan barang bukti,” jelas dia.
Yusri menambahkan, dirinya juga memeroleh informasi bahwa nama petinggi BUMN yang lain disebut-sebut coba dikaitkan bahkan terkesan difitnah dalam kasus tersebut oleh sejumlah pihak.
“Saya tidak yakin orang itu yang dimaksud, meskipun saya tidak kenal beliau. Sebab, dia tidak mungkin bisa keluar negeri. Saya dengar katanya dia dicekal dalam perkara lain. Tapi ingat, dicekal itu belum tentu bersalah loh, bisa sebagai saksi misalnya. Pasti ini orang lain yang dimaksud,” ujar dia.
Di satu sisi, Agus Raharjo memastikan bahwa pihaknya telah memasuki tahap penyelidikan kasus tersebut. Bahkan, lanjut dia, sejumlah saksi juga sudah diperiksa.
“Karena locus delicti (tempat kejadian) berada di Singapura, maka KPK akan meminta bantuan CPIB. Menangkapnya selalu dengan bantuan mereka (CPIB), jadi kami belakangan memang punya kerja sama yang lumayan baik,” jelas dia di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, hari ini.
Agus juga menjamin bahwa kasus ini akan segera naik ke penyidikan. Namun dia masih menutup rapat nama direksi BUMN yang tengah dibidik tersebut. “Sedang kami matangkan, indikasi awalnya sangat kuat. Itu akan kami matangkan,” ungkap dia.
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menambahkan, lembaganya bisa menindak kejahatan yang dilakukan di Singapura. “Pemerintah Singapura kooperatif. Ketika memang di pembuktian uang itu terbukti hasil gratifikasi atau suap terkait jabatan, bisa kok,” kata dia di tempat berbeda.
Comments 1