Eksplorasi.id – PT Pertamina (Persero) belum lama ini meneken kontrak pembelian gas alam cair (liquefied natural gas/ LNG) dengan ExxonMobil.
Perjanjian kerja sama itu disaksikan langsung Wapres Amerika Serikat (AS) Mike Pence ketika berkunjung ke Indonesia pada 20-21 April 2017.
Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengatakan, Pertamina bakal mengimpor gas dari ExxonMobil sebanyak satu juta ton tiap tahun mulai dari 2025 hingga 2045.
“Pertamina memilih impor dari AS karena harga gasnya murah, lebih rendah dibanding gas impor dari negara-negara Timur Tengah,” kata dia di Jakarta, Selasa (25/4).
Dia menambahkan, kontrak impor diteken karena kebetulan harga gas saat ini sedang rendah. “Pertamina bisa memeroleh harga yang efisien untuk jangka panjang. Tetapi harga LNG impor itu tak akan selamanya murah, ada klausul price review dalam kontrak jual beli,” jelas dia.
Di satu sisi, imbuh Wirat, meskipun harga gasnya murah, namun ongkos transportasi gas dari AS ke Indonesia tidak bisa dibilang murah karena jarak yang jauh.
“Pertamina harus secara dengan cermat menghitung faktor biaya pengapalan LNG ini. Kebutuhan gas domestik terus tumbuh, produksi gas dari dalam negeri kemungkinan sudah tidak cukup lagi sekitar 2020, maka perlu tambahan pasokan dari impor,” ujar dia.
Reporter : Sam
Bukankah lebih baik optimalkan sumberdaya yang ada di Indonesia ? Katanya sinergi BUMN ?apalagi kontraknya selama 20 tahun dan tidak ada jaminan harga murah, jadi apa bedanya ?